Dalam
film Lord of the Rings itu, Sauron (sang antagonis) dilambangkan dengan
“metafora mata satu”, yang mengingatkan pada simbol Dollar dan Zionisme. Namun,
sebelum melangkah ke detil penjabaran hal ini, alangkah baiknya kita mulai dari
latar kisah film Lord of the Rings itu sendiri.
Sewaktu
Dunia Tengah masih sepi, banyak kisah-kisah petualangan yang diceritakan
turun-temurun di semua bangsa, termasuk sebuah bangsa mungil yang disebut
hobbit. Tak ada yang tahu bahwa seorang hobbit akan membawa kisah petualangan
yang akan dikenang sepanjang masa.
Adalah
Bilbo Baggins, seorang hobbit yang tinggal nyaman di liangnya Bag End di negeri
Shire yang tenang dan damai. Kehidupannya biasa-biasa saja sampai pada suatu
hari seorang penyihir bernama Gandalf bertamu ke rumahnya dengan tiga belas
Kurcari (Dwarf), dan memaksa Bilbo ikut dalam petualangan para Kurcaci merebut
kembali harta mereka yang hilang jauh di Pegunungan Sunyi di Timur sana.
Secara
singkat, akhirnya, Bilbo menjadi pencuri mereka, suka atau pun tidak. Siapa
sangka, hobbit yang memiliki darah Took sebagai petualang ini akhirnya justru
banyak berperan dalam sejarah Dunia Tengah, termasuk menemukan kembali Cincin
(The One Ring), cincin terkutuk yang sudah lama hilang, yang bisa membuat
dirinya tak terlihat.
Selesai
dari petualangan ini, akhirnya Bilbo Baggins menjadi sering berpetualang di
Dunia Tengah, berbekalkan Cincin saktinya itu. Akhirnya, ia pun menjadi tua. Di
sinilah cerita tentang The Lord of the Rings dimulai.
Pada
ulang tahun Bilbo ke-sebelas puluh satu (eleventy one, maksudnya ke-111),
secara misterius Bilbo menghilang (menggunakan Cincin) dan akhirnya mewariskan
Cincin itu pada Frodo. Musim pun berlalu, Gandalf kembali datang dan menceritakan
sejarah kelam Cincin serta bahaya yang sekarang mereka hadapi. Sauron, pemilik
Cincin, sudah mengetahui bahwa Cincinnya ditemukan, dan sekarang ia amat ingin
memilikinya kembali untuk tujuan jahatnya.
Satu-satunya
cara adalah memusnahkan Cincin itu di Gunung Api di negeri musuh, Mordor. Maka,
akhirnya Frodo pun berangkat, dan setelah Rapat Dewan Penasihat Elrond di
Rivendell, sembilan orang pun berangkat: Frodo Baggins, Samwise Gamgee (Sam),
Merry Brandybuck, Peregrin Took (Pippin), keempatnya bangsa hobbit; Aragorn
(Strider), Boromir, keduanya bangsa manusia, Legolas (bangsa Elf), Gimli
(bangsa Kurcaci), dan Gandalf, sang penyihir sendiri.
Dalam
perjalanan mereka kelak, banyak yang akan terjadi: kematian salah satu
Rombongan Pembawa Cincin, jatuhnya Gandalf, pecahnya Rombongan menjadi tiga,
dan banyak lagi.
Itulah
kisah Dunia Tengah, yang difilmkan menjadi sebuah film yang sempat “boom”, Lord
of the Rings –di mana kiasan cincin itu sendiri mengingatkan kepada enigma
cincin Nabi Sulaiman, yang ternyata hendak menuturkan metafora akhir zaman.
Berikut detil penjabarannya.
Dalam
film itu digambarkan ada koalisi antara dua kekuatan besar untuk melawan
imperium kejahatan (Mordor). Dalam kehidupan di Akhir Jaman nanti juga akan
terjadi koalisi antara Umat Islam dengan kaum Nasrani, untuk menghadapi
imperium kejahatan Zionis.
Dalam
film itu digambarkan sosok Frodo sebagai pembawa cincin yang harus
menghancurkan raja kejahatan.
Dalam
film itu digambarkan munculnya seorang kesatria pemberani, pembela kebenaran,
dan sangat konsisten melindungi Frodo. Setelah imperium kejahatan Mordor
hancur, kesatria itu diangkat menjadi kaisar. Posisi kesatria ini dalam
Tanda-tanda Kiamat sangat mirip dengan posisi Imam Mahdi.
Di
akhir cerita digambarkan imperium kejahatan hancur seluruhnya, tidak ada yang
tersisa. Begitu pula, di Akhir Jaman nanti imperium Dajjal juga akan hancur.
Sebelum
imperium kejahatan (Mordor) itu hancur, mereka mengalami kemajuan-kemajuan
pesat dari sisi kekuatan militer. Puncaknya, mereka mampu mengepung kekuatan
kebaikan di sebuah lembah. Di Akhir Jaman nanti demikian juga kondisinya. Kaum
Zionis mendapat kekuatan yang sangat hebat, sehingga mendesak orang-orang
beriman dalam situasi tersudut.
Kunci
kekuatan imperium kejahatan adalah “sang mata satu” (Sauron). Semakin kuat
dirinya, semakin kuat pula kerajaannya. Namun saat dia hancur, maka hancur pula
seluruh imperium kejahatannya. Begitulah hubungan antara Dajjal dengan kaum
Zionis di Akhir Jaman nanti.
Hancurnya
kekuatan “sang mata satu” (lambang Zionisme dan mata uang Dollar) ditandai
dengan melelehnya cincin yang dibawa Frodo di sebuah kawah gunung yang membara.
Dalam
film itu digambarkan bahwa tokoh “sang mata satu” bukan muncul dari bangsa jin
atau makhluk lain. Ia berasal dari sosok seorang raja di masa lalu. Dalam
Tanda-tanda Kiamat disebutkan, bahwa Dajjal itu sejenis manusia, yang telah
lahir ribuan tahun silam.
Sang
pembawa cincin (Frodo) pada akhirnya meninggal juga. Dia harus berpisah dengan
teman-teman setianya.
Misi
lain dari perjuangan Frodo adalah menuntaskan cerita dalam buku yang
ditinggalkan oleh kakeknya. Cerita itu hampir selesai di tangan Frodo. Namun
dia sisakan satu halaman lagi untuk diisi temannya, Sam.
Di
akhir perjalanan hidupnya, Frodo dihantarkan naik perahu untuk berlayar menuju
suatu tempat yang sangat indah. Dia disambut oleh makhluk-makhluk ghaib dari
dunia lain (semacam Malaikat). Begitu pula balasan bagi para Nabi dan
orang-orang shalih dalam kehidupan di Akhirat nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar