Rabu, 13 Agustus 2014

Samson Sang Pecinta

Oleh Padmo Adi

Samson[1] adalah seorang Hakim Israel yang paling kontroversial. Dia sama sekali tidak pernah memimpin sepasukan besar tentara Israel untuk melawan musuh (Bangsa Filistin). Semua bentuk perselisihan dengan Bangsa Filistin semata hanya merupakan konflik pribadi, pembalasan dendam pribadi. Walaupun demikian, aksinya itu membuka babak baru pembebasan Bangsa Israel dari Bangsa Filistin yang nantinya berpuncak pada masa Raja Daud. Editor Kitab Hakim-hakim pun melihat bahwa aksi individual Samson itu sebagai karya Allah dalam membebaskan Bangsa Israel. Samson dipandang sebagai perpanjangan tangan Allah.

Tradisi dalam kisah Samson adalah tradisi yang paling luas. Walau tradisi ini jelas diwarnai unsur legenda, ibadat, dan cerita rakyat, bahkan juga oleh mitos matahari kuno, tidak ada alasan untuk menyangkal segi historisnya. ‘Samson’ berhubungan dengan kata Ibrani untuk matahari. Tokoh Samson sendiri pun datang dari wilayah yang tidak jauh dari Bet-Semes (Kuil Matahari).

Ayat pembuka yang lazim pada cerita para Hakim sebelum Samson tidak terdapat pada cerita Samson. Hanya diringkas bahwa Israel melakukan dosa dan TUHAN menguhukumnya dengan menyerahkan Israel ke tangan bangsa Filistin 40 tahun lamanya. Tidak ada ratap tangis dan permohonan kepada TUHAN. Juga tidak terdapat ayat penutup yang lazim pada cerita para Hakim sebelumnya. Cerita para Hakim sebelumnya selalu ditutup dengan keberhasilan Sang Hakim memberikan damai bertahun-tahun kepada Bangsa Israel.

Yang paling menarik dari cerita Samson adalah kisah cintanya terhadap seorang gadis Filistin, juga terhadap Delilah, dan kisahnya semalam bersama seorang pelacur Gaza. Samson yang telah ditetapkan menjadi seorang Nazir seumur hidup melanggar pantangan-pantangan seorang Nazir demi cinta. Cinta inilah yang membuat dia diperdaya, buta, dipenjara, dipermalukan, dan sengsara. Namun, justru dengan kisah cinta Samson Allah berkarya memulai pembebasan Bangsa Israel.

Kelahiran Samson (13:1-25)

Kelahiran Samson sudah diwartakan oleh Malaikat TUHAN kepada orang tuanya sama seperti kelahiran tokoh-tokoh besar lainnya. Kelahiran Yohanes Pembaptis dan Yesus pun didahului dengan warta malaikat (Luk 1:5-38), juga kelahiran Isak diberitakan sendiri oleh TUHAN (Kej 18). Samson, seperti halnya Isak, Samuel, dan Yohanes Pembaptis, lahir dari perempuan tua dan/atau mandul. Skema semacam ini ingin menekankan bahwa Allah sendirilah yang merencanakan dan berkarya. Memang pada Hak 13:1 dikisahkan rumusan pembuka yang sama dengan cerita hakim-hakim lainnya, bahwa Israel sekali lagi berbuat apa yang jahat di mata TUHAN, sehingga TUHAN menyerahkan mereka ke tangan orang Filistin selama 40 tahun, tetapi pada kisah Samson ini kita takkan menemukan Bangsa Israel berseru kepada TUHAN, memohon, dan mendesak bantuan. Meski demikian, Allah tidak tinggal diam. Allahlah yang pertama membuat inisiatif. Pemberitaan kelahiran Samson oleh Malaikat TUHAN merupakan inisiatif Allah untuk membebaskan umat-Nya.

Tidak seperti para Hakim sebelum dia, Samson sudah dipilih Allah sebelum kelahirannya. Dia telah ditetapkan menjadi seorang nazir seumur hidupnya. Seorang nazir adalah seorang yang ‘dipisahkan’, dikhususkan/disucikan untuk Allah. Biasanya seseorang menjadi nazir setelah mengucapkan nazar tertentu. Ada beberapa peraturan dan pantangan selama orang itu menjadi seorang nazir. Peraturan itu diatur dalam Bil 6:1-21. Seseorang baru dilepaskan dari segala peraturan dan pantangan yang mengikat seorang nazir setelah dia melunasi nazarnya.

Peraturan dasar seorang nazir, yang dilanggar Samson pada perjalanan hidupnya, ditulis dalam Bil 6:1-21, khususnya ayat 3-6, yaitu sebagai berikut:

6:3 maka haruslah ia menjauhkan dirinya dari anggur dan minuman yang memabukkan, jangan meminum cuka anggur atau cuka minuman yang memabukkan dan jangan meminum sesuatu minuman yang dibuat dari buah anggur, dan jangan memakan buah anggur, baik yang segar maupun yang kering.

6:4 Selama waktu kenazirannya janganlah ia makan sesuatu apa pun yang berasal dari pohon anggur, dari bijinya sampai kepada pucuk rantingnya.

6:5 Selama waktu nazarnya sebagai orang nazir janganlah pisau cukur lalu di kepalanya; sampai genap waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, haruslah ia tetap kudus dan membiarkan rambutnya tumbuh panjang.

6:6 Selama waktunya ia mengkhususkan dirinya bagi TUHAN, janganlah ia dekat kepada mayat orang.

Cinta Pertama Samson (14:1 – 15:20)

Filistin adalah bangsa pelaut dari Aegea dan Kreta yang, setelah diusir Bangsa Mesir tahun 1200 S.M., datang ke Pantai Selatan Kanaan dan membangun polis-polis di sana kurang lebih lima puluh tahun setelah Israel masuk Kanaan. Di Kanaan hanya Filistin yang dijuluki sebagai “bangsa tidak bersunat” karena memang di antara bangsa-bangsa yang tinggal di Kanaan, hanya Filistin yang tidak memiliki tradisi sunat. Filistin merupakan ancaman serius bagi Israel pada era hakim-hakim hingga raja-raja awal. Filistin berhasil memaksa Suku Dan bermigrasi dari daerah Barat Daya Kanaan. Samson sendiri berasal dari suku Dan. Israel dan Filistin hidup berdampingan. Terkadang terjadi perkawinan di antara kedua bangsa ini, walau bagi Bangsa Israel hal itu tak dikehendaki bahkan terlarang (Hak 14:1-3 dan Ul 7:3-4).

Sepak terjang Samson sebagai seorang dewasa tidak menunjukkan aksi seorang hakim. Samson lebih sebagai seorang petualang, terlebih lagi seorang petualang cinta. Saat berjalan-jalan ke Timna, dia melihat seorang gadis Filistin dan jatuh cinta kepadanya. Dia pulang dan berkata kepada orang tuanya, “Di Timna aku melihat seorang gadis Filistin. Tolong, ambillah dia menjadi isteriku (I have seen a Philistine woman in Timnah; now get her for me as my wife).” Walaupun orang tuanya keberatan karena gadis itu dari Bangsa Filistin, Samson bersikeras, katanya, “Ambillah dia bagiku, sebab dia kusuka (Get her for me. She's the right one for me).” “Dia kusuka” atau menurut NIV “she’s the right one for me” secara literer “she is right in my eyes” (hi’ yasera be ‘enay – ynycb hrvy ayh). Frase itu setara dengan refrein pada Kitab Hakim-hakim yang menggambarkan sikap bangsa Israel: “all the people did what was right in their own eyes” (17:6; 21:25).

Cerita Samson memang penuh Ironi. Pada 14:4 diterangkan bahwa pelanggaran Samson itu adalah kehendak TUHAN sendiri. Allah menghendaki Samson melanggar ketentuan-Nya sendiri, dilarang menikahi wanita bangsa asing, dalam rangka plot besar penyelamatan Israel. Pelanggaran Samson tidak hanya berhenti pada pernikahannya dengan wanita asing, bahkan dalam proses pernikahan itu Samson melanggar dua ketentuannya sebagai seorang nazir. Ironi yang lain adalah kenyataan bahwa Samson sebagai hakim tidak pernah memimpin sejumlah pasukan Israel. Perselisihannya dengan Bangsa Filistin hanyalah masalah dendam pribadi. Perselisihan itu berawal dari kisah cinta pertama Samson ini. Ketulusan dan kesetiaan cintanya dikhianati. Namun, semua hal ini dikehendaki Allah dalam rangka proses pembebasan Bangsa Israel.

Dalam perjalanan kunjungan pertama Samson dan keluarga menemui gadis Filistin itu, Samson bergulat dengan seekor singa dan dapat menang dengan mudah karena Roh TUHAN memberinya kuasa. Selang beberapa waktu Samson dan keluarga bermaksud kembali untuk mengadakan pesta pernikahan dengan gadis Filistin itu. Dalam perjalanan Samson melihat kerangka singa yang telah dibunuhnya dahulu. Dalam kerangka itu terdapat kawanan lebah dan madu. Samson mengambil madu itu dan memakannya. Dia telah melanggar salah satu ketentuan seorang nazir, dilarang menyentuh mayat/bangkai, apa lagi dia memakan sesuatu yang tidak bersih, madu yang diambil dari kerangka singa. Dari peristiwa itu Samson membuat teka-teki yang menjadi pemicu perselisihannya dengan Bangsa Filistin: dari yang makan keluar makanan, dari yang kuat keluar manisan (out of the eater, something to eat; out of the strong, something sweet).

“Setelah ayahnya pergi kepada perempuan itu, Samson mengadakan perjamuan di sana, sebab demikianlah biasanya dilakukan orang-orang muda (Now his father went down to see the woman. And Samson made a feast there, as was customary for bridegrooms)” – 14:10. Kata “perjamuan/feast” menerjemahkan kata Ibrani misteh (htvm) yang menunjuk pada pesta dengan minum minuman keras (anggur). Dengan demikian Samson telah melanggar ketentuan kedua seorang nazir (Hak 13:4; Ul 6:3-4). Walaupun telah melanggar dua ketentuan seorang nazir, jangan berkontak dengan mayat dan jangan minum minuman keras, TUHAN masih menyertai sepak terjang Samson; setidaknya Samson tidak mencukur rambut panjangnya. Dan, justru dari pesta perjamuan itu, Samson memulai gara-gara dengan Bangsa Filistin. Tiga puluh Orang Filistin dipilih untuk menemani Samson berpesta (14:11), NJB (The New Jerusalem Bible) menyebut ketiga puluh Orang Filistin itu dengan “thirty companions”.

Di dalam pesta itulah Samson melemparkan sebuah teka-teki dengan taruhan  tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran. Dalam teks ITB (Indonesia Terjemahan Baru) ditulis demikian: “14:12 Kata Simson kepada mereka: "Aku mau mengatakan suatu teka-teki kepada kamu. Jika kamu dapat memberi jawabnya yang tepat kepadaku dalam tujuh hari selama perjamuan ini berlangsung dan menebaknya, maka aku akan memberikan kepadamu tiga puluh pakaian lenan dan tiga puluh pakaian kebesaran. 14:13 Tetapi jika kamu tidak dapat memberi jawabnya kepadaku, maka kamulah yang harus memberikan tiga puluh pakaian dalam dan tiga puluh pakaian kebesaran kepadaku." Kata mereka kepadanya: "Katakanlah teka-tekimu itu, supaya kami dengar."” Aneh, dalam ITB Samson meminta 30 pakaian dalam! Namun, dalam NIV (New International Version) ditulis: “14:12 "Let me tell you a riddle," Samson said to them. "If you can give me the answer within the seven days of the feast, I will give you thirty linen garments and thirty sets of clothes. 14:13 If you can't tell me the answer, you must give me thirty linen garments and thirty sets of clothes." "Tell us your riddle," they said. "Let's hear it."” Dan, dalam NJB ditulis: “14:12 Samson then said to them, 'Let me ask you a riddle. If you can give me the answer during the seven days of feasting, I shall give you thirty pieces of fine linen and thirty festal robes. 14:13 But if you cannot tell me the answer, then you in your turn must give me thirty pieces of fine linen and thirty festal robes.' 'Ask your riddle,' they replied, 'we are listening.' Entah apa yang terjadi. Banyak versi terjemahan lain menyebutkan kata “linen/lenan”. Di dalam kamus kata “lenan/linen” sama sekali tidak mengacu pada pakaian dalam. Apakah mungkin terjadi kesalahan cetak atau kesalahan terjemahan dalam ITB?

Orang-orang Filistin itu tidak akan mungkin menjawab teka-teki yang berasal dari pengalaman pribadi Samson yang bahkan tidak diketahui orang tuanya, jika tidak memaksa istri Samson membocorkan jawabannya. Mereka mengancam akan membakarnya beserta seisi rumah ayahnya. Istri Samson merengek-rengek pada Samson, dengan dalih meragukan cintanya untuk mendapatkan jawaban atas teka-teki itu. Lalu menangislah isteri Simson itu sambil memeluk Simson, katanya: "Engkau benci saja kepadaku, dan tidak cinta kepadaku; suatu teka-teki kaukatakan kepada orang-orang sebangsaku, tetapi jawabnya tidak kauberitahukan kepadaku," (14:16). Tidak tahan akan rengekan orang yang dicintai dan akan keraguan atas cintanya, Samson pada hari ketujuh memberitahukan jawaban atas teka-teki itu kepada istrinya yang segera menyampaikannya kepada Orang-orang Filistin. "Apakah yang lebih manis dari pada madu? Apakah yang lebih kuat dari pada singa?" (14:18).

Kalau kita dalami jawaban yang berbentuk pertanyaan ini dengan membaca seluruh Kisah Samson, kita akan menemukan tema kisah itu. Apa yang lebih manis dari pada madu dan lebih kuat dari pada singa? Cinta. Cinta Samson sebegitu manis pada tiap gadis yang dicintainya, dan cinta Samson sebegitu kuat pada tiap gadis yang dicintainya. Samson rela melakukan apapun demi gadis yang dicintainya, bahkan membongkar rahasia kekuatannya sendiri. Walaupun gadis yang dicintainya telah mengkhianatinya, Samson tetap mencintainya. Labih jauh lagi, cinta Samson menggambarkan cinta TUHAN sendiri. Cinta TUHAN yang kuat dan manis tidak bisa membiarkan Israel tersesat terlalu jauh dan sengsara, bahkan TUHAN tetap mencintai Israel meskipun Israel berkali-kali tidak setia pada-Nya.

Mengetahui bahwa Orang-orang Filistin itu mendapatkan jawaban dari istrinya, Samson marah. "Kalau kamu tidak membajak dengan lembu betinaku, pasti kamu tidak menebak teka-tekiku," (14:18). Samson yang marah pergi ke Askelon, membunuh 30 orang di sana, mencuri pakaian mereka, lalu memberikan pakaian-pakaian itu kepada Orang-orang Filistin yang mampu menjawab teka-tekinya. Masih dalam keadaan marah, Samson pulang ke rumah. Mungkin perkawinan Samson ini adalah perkawinan tipetzadiqa, yaitu perkawinan di mana sang istri tetap tinggal di rumah orang tuanya. Atau, mungkin Samson sengaja pulang ke rumah sejenak untuk meredakan amarahnya.

Sesudah amarahnya mereda, Simson pergi kembali mengunjungi istrinya sambil membawa anak kambing sebagai oleh-oleh. Namun, ketika hendak masuk ke kamar istrinya, ayah mertuanya mencegahnya. Kata ayah perempuan itu: "Aku telah menyangka, bahwa engkau benci sama sekali kepadanya, sebab itu aku memberikannya kepada kawanmu. Bukankah adiknya lebih cantik dari padanya? Baiklah kauambil itu bagimu sebagai gantinya," (15:2). Siapakah “kawan” Samson ini? NJB menerjemahkannya dengan “companion”. Kata ini merujuk pada ketiga puluh tamu Samson yang datang pada pesta perkawinannya tempo hari. Istri Samson dinikahkan lagi dengan salah seorang kawan minum-minum Samson. Mengetahui dia telah berbuat kesalahan, Sang ayah menawarkan anak perempuannya yang lain. Namun, Samson tetap marah. Dia membuat kerusuhan dengan membakar tumpukan-tumpukan gandum, ladang gandum, dan kebun zaitun.

Mengetahui bahwa Samsonlah pelaku kerusuhan itu, Orang Filistin yang marah melampiaskan dendam dengan membakar istri Samson dan ayah perempuan itu. Samson semakin sakit hati. Lalu, dia kembali membalas dendam karena Orang Filistin itu telah membunuh istrinya. Balas-membalas itu akhirnya sampai pada peristiwa Lehi ketika Samson memukul kalah seribu Orang Filistin hanya dengan tulang rahang keledai.

Samson dan Pelacur dari Gaza (16:1-3)

Cerita singkat yang hanya terdiri dari tiga ayat ini menggambarkan sisi lain dari Samson. Kekuatan Samson yang dahsyat itu disertai pula dengan libido yang besar. Pada suatu hari setelah semua kejadian di Timna Samson pergi ke Gaza. Gaza adalah salah satu kota Orang Filistin di pantai selatan Palestina. Gaza dari Hebron berjarak 38 mil (+ 61 kilometer). Pintu gerbang kotanya memiliki pintu seperti terowongan yang dikelilingi ruang penjagaan. Di kota itu dia melihat seorang pelacur, lalu menghampirinya.

Mendengar Samson ada di Gaza, Orang-orang Filistin bermaksud membalas dendam lagi. Mereka mengepung kota itu. Mereka menghadangnya di pintu gerbang kota dengan harapan dapat menangkapnya di waktu fajar saat Samson hendak keluar dari kota. Namun, Samson bangun pada waktu tengah malam, mencabut kedua daun pintu gerbang kota, lalu memanggulnya hingga ke Hebron, sebuah daerah Israel. Pintu gerbang kota adalah sebuah tempat untuk mengambil keputusan politik dan adalah tempat untuk mengadili, maka tindakan Samson tersebut adalah sebuah penghinaan atas Filistin.

Kisah Samson semalam bersama seorang pelacur (zona – hnz) dari Gaza juga bisa menggambarkan kemurtadan Israel dari TUHAN dan “perzinahan/prostituting” (zana – hnz) Israel dengan allah-allah asing.

Samson dan Delilah (16:4-21)

Setelah hubungan singkat semalam di Gaza, Samson jatuh cinta lagi dengan seorang perempuan bernama Delilah. Tidak seperti hasrat semalam di Gaza atau cinta pertamanya di Timna, kali ini dia sebegitu mabuk cinta dan tergila-gila pada Delilah sehingga kelakuannya menggelikan dan tidak masuk akal. Delilah adalah seorang perempuan dari lembah Sorek, sebuah daerah di dalam wilayah Israel di Kanaan. Namun, tidak jelas apakah Delilah ini seorang Israel, Kanaan, atau Filistin. Maka, tidak jelas pula apakah Samson pada akhirnya “pulang” dan mencoba menikahi perempuan Israel, atau tetap suka berpetualang mencari perempuan bangsa asing. “Delilah” (delila – hlyld) berarti “genit”. Namanya mencerminkan sifatnya dan perannya dalam kisah Samson.

Orang-orang Filistin sekali lagi hendak memanfaatkan perempuan yang dicintai Samson untuk menjeratnya. Sebagaimana mereka dulu meminta istri Samson untuk membongkar teka-teki, begitu juga kini mereka meminta Delilah untuk membongkar rahasia kekuatan super Samson. Namun, jika dulu mereka mengancam akan membunuh istri Samson jika dia tidak mendapat jawaban atas teka-teki itu, kini mereka menyuap Delilah dengan  “seribu seratus uang perak”.

Delilah kemudian berusaha mencari tahu rahasia kekuatan Samson. Samson mencoba berbohong dengan mengatakan, “Jika aku diikat dengan tujuh tali busur yang baru, yang belum kering, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga,” (16:7). Setelah dia diikat dengan tali itu, Orang-orang Filistin menyergapnya, tetapi dia memutuskan tali itu dengan mudah. Delilah merayu untuk yang kedua kali, mencari tahu rahasia kekuatan Samson. Samson berbohong lagi, katanya, “Jika aku diikat erat-erat dengan tali baru, yang belum terpakai untuk pekerjaan apa pun, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga,” (16:11). Delilah pun mengikatnya dengan tali itu. Orang-orang Filistin menyergap lagi, tetapi dengan mudah tali itu diputuskannya. Untuk ketiga kalinya Delilah merayu Samson. Samson berbohong lagi, “Kalau engkau menenun ketujuh rambut jalinku bersama-sama dengan lungsin lalu mengokohkannya dengan patok, maka aku akan menjadi lemah dan menjadi seperti orang lain mana pun juga,” (16:13). Kali ini Delilah semakin dekat dengan rahasia kekuatan Samson, rambut panjangnya. Samson hampir membahayakan dirinya sendiri. Walaupun demikian, ketika Orang-orang Filistin menyergap, Samson masih dapat bangun dengan gagah perkasa, bahkan disentaknya lepas patok tenunan dan lungsin itu.

Seperti halnya istri pertama Samson yang meragukan cinta Samson karena tak juga membocorkan jawaban teka-tekinya, Delilah pun pada akhirnya melakukan hal yang sama. Berkatalah perempuan itu kepadanya: "Bagaimana mungkin engkau berkata: Aku cinta kepadamu, padahal hatimu tidak tertuju kepadaku? Sekarang telah tiga kali engkau mempermain-mainkan aku dan tidak mau menceritakan kepadaku, karena apakah kekuatanmu demikian besar," (16:15). Perempuan itu terus merengek-rengek dan mendesak-desak Samson selama berhari-hari. Entah apa yang terjadi pada Samson. Sepertinya Samson adalah pria yang tak mampu tahan akan rengekan dan tangisan perempuan yang dicintainya. Mungkin cinta telah begitu memabukkannya sehingga dia tidak dapat cukup menyadari bahwa dahulu dia pernah mengalami hal yang persis serupa, seorang perempuan merengek-rengek minta diberi tahu jawaban teka-teki, lalu setelah itu masalah terjadi. Dia bahkan tak mampu menyadari bahwa Delilah telah tiga kali mencoba menyerahkannya kepada Bangsa Filistin. Apakah cinta Samson sebegitu besar terhadap Delilah sehingga dia mampu memaafkan kesalahan besar yang diulang Delilah tiga kali, bahkan tak menyadari Delilah mencoba mengulang keempat kali? Apa pun yang dipikirkan Samson, apa pun yang dirasakan Samson, apa pun yang terjadi pada Samson, akhirnya dia membuka rahasia kekuatannya. Maka diceritakannyalah kepadanya segala isi hatinya, katanya: "Kepalaku tidak pernah kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibuku aku ini seorang nazir Allah. Jika kepalaku dicukur, maka kekuatanku akan lenyap dari padaku, dan aku menjadi lemah dan sama seperti orang-orang lain," (16:17).

Delilah merayu Samson untuk tidur di pangkuannya. Samson yang dimabuk cinta itu menurut saja. Lalu, Delilah menyuruh orang mencukur rambut Samson. Seketika itu, TUHAN meninggalkan dia dan hilanglah kekuatannya. Samson kini telah melanggar tiga ketentuan nazir dan pencukuran rambut ini adalah pelanggaran yang paling fatal. Orang Filistin kemudian menyergapnya. Samson tak berdaya. Kedua matanya dicungkil. Dia dibawa ke Gaza, dibelenggu dengan dua rantai tembaga, dan bekerja sebagai penggiling (16:21) serta sepertinya sebagai pelawak (16:25).

Akhir Hayat Samson (16:22-31)

Seiring berjalannya waktu, rambut Samson tumbuh panjang kembali. Ayat 22 sepertinya merupakan sebuah tanda harapan. Kemudian, para raja Filistin berkumpul untuk mengadakan persembahan dan pesta di kuil Dagon, allah Orang Filistin; kira-kira ada 3000 orang dalam satu atap. Samson diperintah untuk melawak dalam pesta itu. Samson berdiri di antara pilar-pilar. Selesai melawak, dia berdoa kepada TUHAN, “Ya Tuhan ALLAH, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin,” (16:28). Sekali lagi, aksi Samson adalah dendam pribadi terhadap Bangsa Filistin oleh karena sakit cinta yang dia derita. Akan tetapi, segala aksi pembalasan dendam pribadi ini digunakan TUHAN untuk membebaskan Israel. TUHAN menggunakan Samson yang telah melanggar tiga ketentuan nazirnya untuk memukul Bangsa Filistin.

Samson merubuhkan pilar-pilar penyangga kuil itu hingga kuil itu menimpa 3000 Orang Filistin. Samson pun mati bersama mereka. Yang dibunuhnya sewaktu mati lebih banyak dari pada yang dibunuhnya sewaktu hidup. Samson dikuburkan di antara Zora dan Esytaol di dalam kubur Manoah. Dan, dia menghakimi Bangsa Israel selama 20 tahun.

Penutup

Samson adalah pecinta yang kuat dan manis. Meskipun telah berkali-kali dikhianati oleh perempuan yang dicintai, Samson tetap mencintainya dengan tulus. Cinta itu pun membuat dia rela menyerahkan apa yang paling penting dan berharga dalam hidupnya, yaitu rahasia-rahasianya, terutama rahasia kekuatannya. Cinta Samson menggambarkan cinta TUHAN terhadap Bangsa Israel yang tidak setia. Samson dengan segenap hidup (yang penuh dengan pelanggaran itu) serta dengan segenap cintanya digunakan TUHAN untuk memulai karya pembebasan Bangsa Israel yang nantinya berpuncak pada Raja Daud.

Bibliografi

Bergant, Dianne & Robert J. Karris (ed.)
2006    TAFSIR ALKITAB PERJANJIAN LAMA, terj. A. S. Hadiwiyata, LBI, Yogyakarta, Kanisius

Keck, Leander E., cs (ed.)
1998    THE NEW INTERPRETER’S BIBLE, A Commentary in Twelve Volumes, Volume II, Nashville: Abingdon Press

Mays, James L.,cs (ed.)

1988    HARPER’S BIBLE COMMENTARY, San Fransisco: Harper & Row Publishers

Tidak ada komentar:

Posting Komentar