Oleh D. Wade Hands
(Penerjemah: Banin Diar Sukmono)
Filsafat Ilmu Poperian mempunyai pengaruh yang besar dalam metodologi
ekonomi. Falsifikasionisme Poperian pertama kali diperkenalkan ke dalam ilmu
ekonomi oleh Hutchison (1938), yang meninggalkan salah satu dari pendekatan
ekonomi yang paling dominan. Selain pengaruh langsung itu, Filsafat Poperian
juga mempengaruhi metodologi ekonomi yang cermat dari Imre Lakatos. Hampir semua
literatur sudah mengambangkan pertanyaan sekitar penggunaan program metodologi
penelitian ilmiah untuk ekonomi dari lakatos (MSRP).
Dalam tinjauan ini, Falsifikasionisme
Poperian dan MSRP Lakatos akan dianalisa. Neo-institusionalisme ilmu ekonomi
tidak akan dibicarakan secara eksplisit. Fokus pembicaraan adalah tentang
standar umum teori ekonomi, yang mempunyai pengaruh di setiap teori ekonomi
(termasuk neo-institusionalisme). Keseluruhan
diskusi tentang posisi filsafat akan ditinjau hanya dengan hubungannya terhadap
metodologi ekonomi. “Ekonomi” yang berhubungan dengan ilmu ekonomi dan bukan
penyelidikan lapangan lain akan didiskusikan. Dan metodologi yang hanya
berhubungan dengan pertanyaan teori pilihan (theory choice) dan teori
peninjauan (bukan lagi pertimbangan filsafat umum) yang akan ditinjau. Terutama
pertanyaan seperti kondisi metodologi ekonomi tidak dijelaskan di sini.
Falsifikasionisme
Tidak diragukan lagi Karl Popper terkenal dengan Pendekatan
Falsifikasionsmenya dalam Filsafat Ilmu. Teori ini
pertama kali diperkenalkan dalam logic der forschung tahun 1934.
Falsifikasionisme memperlihatkan pandangan Popper tentang pertumbuhan ilmu
pengetahuan sebagai solusi (atau dis-solusi) terhadap persoalan cara berpikir
induksi. Falsifikasionisme diklaim oleh Popper sebagai Kematian Positivisme
Logis.
Falsifikasionisme Poperian sebenarnya terbagai menjadi dua tesis. Pertama
adalah demarkasi (demarkasi ilmu dan yang bukan) dan kedua adalah
metodologi (bagaimana ilmu sebenarnya bekerja). Pernyataan penting (thesis)
dari damarkasi adalah bahwa sebuah teori untuk bisa menjadi ilmiah harus
setidaknya bisa difalsifikasi dengan observasi empirik, yang juga berarti,
harus bisa eksis, setidaknya oleh satu pernyataaan (statement) empiris
dasar yang dipertentangkan dengan teori itu. Potensi pem-falsifikasian ini
adalah hubungan logis antara teori dan peryataan dasar. Terutama kriteria
demarkasi hanya dihasilkan jika kemungkinan logis untuk memfalsifikasi teori,
tidak seperti yang pernah dicoba. Saat kriteria demarkasi Popper menjadi topik
debat yang serius dalam literatur filsafat. Demarkasi masih jarang menjadi isu
dalam ilmu ekonomi. Bagi para ekonom, isu yang lebih penting adalah metodologi
(memilih antara/diantara teori yang tidak hanya berlabel ilmiah atau yang
bukan) dan metodologi Poperian membutuhkan praktek (bukan hanya logika)
falsifikasi dari teori ilmiah.
Singkatnya, praktek falsifikasi ilmiah dapat dapat dijelaskan sebagai
berikut. Ilmuwan memulai dengan kondisi masalah ilmiah (sesuatu yang
menghasilkan eksplanasi ilmiah) dan mengusulkan perkiraan tegas yang mungkin
menawarkan solusi dari masalah itu. Kemudian perkiraan itu diuji ketat dengan
membandingkan konsekuensi paling mungkin dengan data empiris yang relevan.
Argumen Popper untuk menguji secara ketat adalah bahwa pengujian akan lebih
berat dari Prima Facie tidak mungkin konsekuensinya bisa diuiji. Sebuah teori
harus bisa ‘“melihat keluar” untuk menawarkan lawan, yaitu kelaziman,
keterbukaan yang paling jelas dan memperpanjang permukaan’ (Gellner 1974:171). Langkah
terakhir dari permainan falsifikasi bergantung bagaimana teori dapat tampil
sebelum tingkat pengujian. Jika implikasi dari teori itu tidak konsisten dengan
evidensi, lalu pemikirannya terfalsifikasi dan itu akan dapat digantikan dengan
pemikiran baru yang tidak ad hoc relaif dengan yang semula, maka
pemikiran baru sebaiknya tidak melulu dibuat untuk menghindari keanehan
empiris. Jika teori tidak terfalsifikasi dengan evidensi lalu itu betul-betul
dipertimbangkan dengan bukti-bukti yang benar (corroboration/ koroborasi)
dan itu akan disetujui untuk sementara waktu. Dengan Falibilisme Poper, persetujuan ini selamanya hanya sementara. Metode ini
tidak boleh menghasilkan banyak teori kebenaran,
hanya satu yang dapat menghadapi pemikiran empiris dan menang.
Sekarang saat banyak alasan mengapa ekonom merasa bahwa falsifikasionieme
Popper akan menjadi metodologi yang diinginkan, faktanya falsifikasionisme
masih jarang digunakan dalam ilmu ekonomi. Hal ini adalah poin yang disepakati
oleh semua komentator metodologi dalam ilmu ekonomi. Fakta memperlihatkan,
klaim empiris ini didukung oleh studi kasus di Blaug (1980), buku yang
konsisten mendukung Falsifikasionisme sebagai tujuan (normative) ideal.
Ketidaksetujuan antara pengkritik dan yang mempertahankan bukanlah apakah itu
telah dipraktekkan atau tidak, itu tidak terjadi, tetapi lebih apakah itu
(falsifikasionisme) sebaiknya dilakukan atau tidak. Pertanyaan aslinya adalah
apakah pekerjaan sebaiknya berusaha untuk mempraktekkan falsisfikasionisme
lebih dulu yang telah gagal sebelumnya, dan pertanyaan apa yang berhubungan
dengan ilmu ekonomi akan dikembangkan secara substansial dengan mempraktekkan
falsifikasionisme yang hati-hati.
Satu pendekatan untuk pertanyaan kepatuhan falsifikasionisme dalam ilmu
ekonomi akan langsung ditujukan untuk pertanyaan kecukupan dari metodologi
falsifikasionisme Popper sebagai pendekatan umum untuk pengetahuan ilmiah, ini
bukan pendekatan yang akan diikuti disini. Lebih dari menyelidiki pertanyaan
umum, diskusi selanjutnya lebih berupa survei sederhana tentang kritik yang
didapat falsifikasionisme secara eksplisit sebagai metodologi ekonomi. list
dari kritik ini tidak mendalam. Tapi ini managnkap perhatian utama yang
dimunculkan untuk falsifikasionisme dalam ilmu ekonomi. List ini tidak memuat
hal-hal yang tidak begitu penting.
1. Untuk beberapa alasan. Persoalan Duhemian memberikan kesulitan
besar dalam ilmu ekonomi. pertama, kompleksitas dari sikap manusia
membutuhkan banyak kondisi-kondisi awal dan asumsi sederhana yang kuat.
Beberapa pembatasan mungkin bisa salah (seperti ‘infinite divisibility of
comodities’), beberapa asumsi itu mungkin tidak salah secara logika
(seperti asumsi ‘diminishing return’), saat masih ada mungkin logika
yang salah tetapi dalam prakteknya tidak salah (seperti asumsi komplek dari
teori pilihan konsumsi). Saat asumsi dan pembatasan dapat diuji, pengujian
seperti itu bisa sangat sulit karena kepantasan kontrol lingkungan
laboratorium. Hadirnya begitu banyak pembatasan memperlihatkan ketidakmampuan
untuk “aim the arrow of modus tollens” di persoalan elemen partikular dari
hipotesa yang dibuat alat pembatu saat contari evidensi ditemukan. Kedua
banyak pertanyaan dan ketidaksetujuan tentang dasar empirik dalam ilmu ekonomi.
Ini selalu memungkinkan untuk dijelaskan bahwa apa yang diobservasi bisa “tidak
pasti” pengangguran sukarela atau “tidak pasti” keuntungan ekonomi dll.
Meskipun hal itu adalah hal yang fundamental dalam filsafat Poperian bahwa
dasar empirik tidak dapat diperbaiki, adalah perlu bahwa ada konvensi umum yang
disetujui tentang dasar empirik, dan dalam ilmu ekonomi konvesi seperti sering
tidak pernah ada. Ketiga, sekalipun dua masalah pertama itu mempunyai
entah bagaimana yang dihilangkan hal itu masih memungkinkan ilmu sosial untuk
mendapatkan efek yang tidak ada di ilmu alam. Pengujian-pengujian dalam teori
ekonomi mungkin bisa mengubah dirinya sendiri dari kondisi awal pengujian.
Menghubungkan pengujian dari hubungan antara penawaran uang dan level harga
mungkin mengubah ekspetasi dalam melihat bahwa kondis awal (yang adalah benar)
tidak benar lagi setelah pengujian (atau jika pengujian yang sama akan
dihubungkan lagi).
2. Masih berhubungan, tetapi terpisah dari persoalan Duhemian,
adalah persoalan bahwa teknik kualitatif komparatif statistik dalam ilmu
ekonomi membuat pengujian ketat sangat sulit dan koroborasi yang ‘murah’
berhasil terlalu mudah. Dalam ilmu ekonomi sangat sering kasus yang mempunyai
prediksi kuat adalah hasil dari statistik komparatif kualitatif yang hanya
mengkhususkan variabel dalam pertanyaan menaikkan, menurunkan, atau hasil yang
sama. Sejak mempunyai tanda yang benar menjadi lebih mudah dari mempunyai
banyak tanda yang benar dan besar, adalah tekanan dalam teori umum prediksi
kualitatif yang mana rendah dalam konten empiris, mempunyai potensi yang banyak
untuk difalsifikasi, dan sangat sulit jika bukan tidak mungkin untuk di uji
secara ketat. Hasilnya adalah teori ekonomi yang sering terkonfirmasi dengan evidensi hanya menyediakan sedikit informasi.
3. Popper mengakui kesalahan (1983:xxxv)
untuk mengembangkan teori kecukupan dari verisimilitude akan memberikan kesulitan yang fundamental untuk falsifikasi
metodologi dalam ilmu ekonomi. Teori verisimilitude Popper dikembangkan sebagai
usaha untuk merekonsiliasi metode falsifikasionisme dengan realisme ilmiah. Untuk tujuan realis ilmu pada teori kebenaran;
menurut falsifikasionisme, teori ilmiah sebaiknya memilih jika mereka telah
terkoroborasi dengan melewati pengujian yang ketat. Jika metode
falsifikasionisme memenuhi tujuan realis llmu hal itu sebaiknya didemonstrasikan
bahwa teori koroborasi lebih mendekati kebenaran. Demonstrasi seperti itu telah
tepat sebagai tujuan Teori verisimilitude Poper. Kenyataannya kepuasan teori
verisimilitude akan melengkapi filsafat Poper setidaknya memiliki dua jalan
berbeda. Pertama, seperti yang sudah disebutkan, akan menjadi penyedia
justifikasi epistemologi untuk bermain permainan ilmu dengan aturan
falsifikasionisme. Justifikasi seperti itu sangat penting bagi filsafat
Poperian sejak tanpa teori verisimilitude itu membuktikan bahwa ada filsafat
yang tidak mempunyai rasio yang baik (Popper 1972;22) untuk memilih teori yang
Poper rekomendasikan. Fungsi kedua dari teori verisimilitude akan menolong
dalam kasus seperti dimana semua teori lebih difalsifikasi. Teori verisimilitude
akan menolong dalam kasus seperti itu karena akan menyediakan aturan unuk
memilih teori terbaik dalam kasus yang menyusahkan seperti situasi di mana
semua teori telah difalsifikasi. Teori verisimiliutude akan menolong dalam
kasus seperti itu karena akan menyediakan aturan untuk menentukan mana dari dua
teori dalam pertanyaan benar lebih verisimilitude: yang mana lebih mendekati
kebenaran. Argumen yang sama bisa dibuat untuk kasus-kasus yang meliputi
pilihan antara falsifikasi tapi teori tegas dan koroborasi tapi modest teori:
mempunyai jalan untuk menentukan mana yang lebih verisimiluted dengan
membolehkan kita untuk memilih teori yang lebih konsisten dengan tujuan ilmu,
yang lebih dekat dengan kebenaran. Kedua lebih praktis, fungsi dari teori
verisimiluted sangat penting dalam metodologi ekonomi. alasannya adalah para
ekonomi hampir selalu menjumpai pilihan antara dua falsifikasi teori, atau
memilih antara falsifikasi teori tegas dan banyak model koroborasi. Jika teori
verisimiluted Popper telah sukses dan bisa menambahkan aturan falsifikasi yang
simple (semua norma justifikasi dan untuk menolong dalam pembuatan keputusan
praktis dari teori pilihan) lalu falsifikasionisme mungkin mempunyai aturan
penting untuk bermain dalam teori pilihan ekonomi. Tanpa hubungan seperti itu
antara pengujian yang ketat dan persamaan kebenaran, metode ini dibatasi nilai
dalam mengejar tujuan realis ilmu.
4. Aturan Popper untuk kemajuan teori perkembangan (bukan ad
hocness) jarang cocok dalam ilmu ekonomi. Popper memperlihatkan bahwa jika
satu teori adalah untuk mendapatkan kemajuan melebihi pendahulunya, teori baru
harus diuji secara independen; hal itu harus memiliki kontra empiris yang
berlebih, meramalkan fakta baru. Isu ini akan dianalisa lebih cermat dalam
seksi Lakatos selanjutnya. Tapi sekarang ini sebaiknya dicatat bahwa kemajuan
Poperian mungkin suatu saat akan menarik para ekonom, Kemajuan yang sering
dalam ilmu ekonomi adalah (dan sebaiknya) sangat berbeda dengan yang ditentukan
Popper. Ekonom sering memperhatikan dengan menemukan eksplanasi baru untuk
fakta ternama (bukan baru) atau alternatifnya, dengan menjelaskan fenomena yang
diawali dengan sedikit arti teori pembatas: kemajuan apa dalam teori ekonomi
(atau kemajuan apa sebaiknya) kompleks dan pertanyaan ongoing, tapi ini nyata
bahwa jawaban yang pantas akan membutuhkan perbedaan, dan mungkin lebih banyak
kebebasan. Bentuk standar dari penawaran keras dari poperian falsifikasionisme.
Semua kritik itu menambahkan peniliaian negatif dari metodologi ekonomi falsifikasionis.
Meskipun nyatanya pengajaran metodologi telah populer di kalangan ekonom.
Metode ini gagal untuk menyediakan kecukupan alasan pembentukan aturan untuk
menjalankan ilmu ekonomi. Kesetiaan keras terhadap norma falsifikasionisme
sebetulnya akan menghancukran semua teori ekonomi yang ada dan
meninggalkan para ekonom dengan buku aturan untuk permainan yang tak sama
dengan apapun yang mereka kerjakan sebelumnya. Harga yang tingi ini akan
dibayar tanpa ada jaminan bahwa mematuhi aturan baru akan menghasilkan teori
yang mendekati kebenaran tentang sikap ekonomi dari yang ada sekarang.
Bagaimana hasil ini sebaiknya diinterpretaikan akan didiskusikan dalam
kesimpulan, sekarang ayo kita melihat MSRP LAKATOS.
Metodologi Program Penelitian Ilmiah
(Methodology of Scientific Research Programmes/ MSRP) Lakatos
Karya Filsafat Ilmu Lakatos pertama kali muncul di awal 1970an (Lakatos
1970, 1971) dan membantu banyak ekonom. Banyak makalah lakatos muncul dalam
literatur ilmu ekonomi, Banyak hasil dari Nafplion Colloquium on Research
Programmes berada dalam Physics and economics tahun 1974 (Latsis
1976a). Literatur tentang Lakatos dan ilmu ekonomi ini dibagi menjadi dua
bagian. Bagian pertama adalah historis, berusaha untuk mekonstruksi ulang
beberapa bagian episode dalam sejarah pemikiran sekitara Lakatosian. Kedua
lebih bersifat filosofis. Berusaha untuk menilai MSRP Lakatos sebagai metodologi ekonomi dan atau menbandingkannya
dengan filsafat lain seperti Kuhn atau Falsifikasionisme Popper.
MSRP Lakatos jelas adalah bagian dari tradisi Filsafat Ilmu Poperian tetapi
juga dimotivasi oleh sejarah pemikiran filsafat ilmu seperti Kuhn (1970). Bagi
Lakatos unit penilaian utama dalam ilmu adalah “program penelitian” yang lebih
baik dari teori ilmiah. Ansambel penelitian program ilmiah terdiri dari hard
core, heuristik positif dan negatif, dan protective belt. Hard
core menyusun presuposisi metafisika yang fundamental dari program; hal itu
mengartikan program, dan elemennya berbicara sebagai argumen yang tidak bisa
dibantah oleh praktisi. Untuk ikut dalam program adalah untuk setuju dan
dipandu oleh program hard core. Sebagai contoh, dalam rekonstruksi
Weintraub’s Lakatosian terhadap program penelitian ilmiah Neo-Walrasian dalam
ilmu ekonomi, hard core terdiri dari proposisi seperti berikut: agen
memiliki ketertarikan terhadap hasil yang lebih dan agen bertindak secara bebas
dan mendesak untuk mengoptimalkan subjek. Heuristik positif dan negatif
memberikan instruksi tentang apa yang sebaiknya dan yang jangan dikejar dalam
pengembangan program. Heuristik positif akan memandu peneliti untuk menghadapi
pertanyaan yang benar dan alat terbaik untuk digunakan dalam menjawab
pertanyaan tersebut; heuristik negatif akan meminta pertanyaan apa yang
sebaiknya tidak dikejar dan alat apa yang tidak tepat. Jika menggunakan
analisis Weintraub’s terhadap program Neo-Walrasian lagi sebagai contoh,
heuristik positif akan memberikan perintah yang berisi seperti: konstruksi
teori dimana agen optimal, sedangkan heuristik negatif meminta peneliti untuk
menghindari teori keseimbangan yang ruwet. Terakhir, protective belt
terdiri dari teori program aktual, alat hipotesa, konvensi empiris, dan
(menyusun) ‘tubuh’ dari program penelitian. Aktivitas utama dari program
terjadi dalam protective belt, itu terjadi sebagai hasil dari interaksi hard
core, heuristik, dan catatan empiris program. Untuk program Weintraub’s
Neo-Walrasian, protective belt masuk dalam hampir semua mikroekonomi
terapan.
Program penelitian dinilai dengan dasar teori dan aktivitas empiris dalam protective
belt. Ada kemajuan teoritis jika setiap perubahan dalam protective belt
adalah makin bertambahnya konten empiris.; jika itu memprediksikan fakta baru.
Program penelitian menunjukkan kemajuan empiris jika kelebihan konten empiris
ini ternyata mendapatkan koroborasi (Lakatos, 1970:118). Lakatos juga
memerlukan tiga tipe kemajuan, kemajuan heuristik
(bukan ad hocness), yang mana spesifikasinya yang berubah bisa konsisten dengan
program hard core. Definisi Lakatos tentang teori dan kemajuan empiris
mensyaratkan bahwa perubahan dalam pertanyaan konsisten dengan kemajuan
heuristik.
Satu contoh nyata hubungan antara Lakatos dan Popper adalah cara pandang
Lakatos mengkarakterisasi konten empiris dan fakta baru. Seperti Popper, Lakatos
mendefiniskan teori konten empiris sebgai : ‘kumpulan falsifikasi yang
potensial: kumpulan dari proposisi observasi itu yang mungkin dapat disangkal’
(Lakatos 1970:98, n2). Jadi, meskipun Lakatos mempertimbangkan kemajuan empiris
hingga koroborasi empiris lebih baik dari falsifikasi, karakteristik hubungan
antara teori dan faktanya masih termasuk falsifikasi. Banyak isyarat lain dari
keluarga Lakatos dan Poperian tapi definisinya tentang konten empiris dan fakta
baru adalah yang paling penting dalam penilaian metodologi ekonomi Lakatos.
Di lain pihak, banyak aspek dari MSRP menjadi rintangan yang fundamental
bagi falsifikasionisme Poperian. Yang paling signifikan dari hal itu adalah
kekebalan hard core terhadap kritik empiris; kekebalan beberapa bagian
dari teori ilmiah akan berkonflik dengan pemikiran tegas dan pengujian yang
ketat dari metode falsifikasionisme Popper. Popper menjelaskan sesuatu yang
diakui bahwa ilmu mempunyai periode berpengalaman dari ‘ilmu normal’ Kuhnian di
mana semangat kritis ditahan untuk sementara, tetapi bagi bagi Popper episode
itu adalah untuk disesali bukan dibanggakan (Popper 1970). Poin ketidaksetujuan
lain adalah pertanyaan tentang koroborasi dan falsifikasi. Saat Lakatos
mendefinisikan konten empiris sepenuhnya dalam pandangan Poperian, dia sudah
tidak hormat terhadap aturan falsifikasionisme dalam ilmu. Bagi lakatos semua
teori itu ‘dilahirkan untuk ditolak’ (1970: 120-1) dan tugas filsafat ilmu
adalah untuk mengembangkan teori yang berawal dari fakta ini. Bagi Lakatos
kemajuan datang dari koroborasi bukan falsifikasi dari fakta baru. Akhirnya,
lakatos menjelaskan cakupan historis meta-metodologi dengan jalan mana sejarah
ilmu aktual digunakan untuk menilai berbagai macam usulan-usulan metodologi.
Hal ini berbeda dari Popper dimana metodologi adalah murni urusan normatif dan
dimana tidak ada jalan yang terbuka bagi sejarah ilmu aktual untuk menolong
mengevaluasi metodologi.
Perbedaan itu, dimana Lakatos berbeda dengan Popper tentu saja berada di
kemungkinan lakatos untuk memenangkan favour ilmu ekonomi sejak hal itu terjadi
di area dimana ada tekanan substansial antara falsifikasionisme dan praktek
aktual ilmu ekonomi. Tentu saja ilmu ekonomi penuh (dgn) hard core metafisis;
tidak banyak konsensus yang mempertanyakan akan menjadi apa inti utama
proposisi itu, tetapi rupaya ada yang menjadi konsensus bahwa presuposisi
seperti hard core ada dan bahwa mereka sering mengartikan alternatif
program penilaian dalam ilmu ekonomi. Program filosofis seperti
falsifikasi Poperian yang mengharuskan
praktisi agar sudi memberikan hampir semua bagian dari program penelitian
mereka setiap waktu tidak akan memberikan kecukupan
penduan untuk para ekonom seperti metodologi Lakatos yang membolehkan untuk
seperti menembus hard core. Ketertarikan ekonomi ini bagi Lakatos
terlebih Popper juga memperpanjang isu antara koroborasi melawan falsifikasi.
Ini menjelaskan bahwa falsifikasionisme belum diterapkan dalam ilmu ekonomi dan
ada alasan yang baik untuk percaya bahwa pelaksanaan seperti standar yang keras
untuk semua tetapi menghilangkan kedisiplinan seperti yang terjadi sekarang. Di
lain pihak, ada jumlah aktivitas empiris yang besar dalam ilmu ekonomi, the
fact do matter, tetapi persoalan mereka jauh lebih halus dan memiliki
pandangan kompleks dari yang diperbolehkan falsifikasionisme.
Terakhir, para ekonom dapat lebih menyukai Lakatos dari Popper dalam
pertanyaan tentang aturan dari sejarah ilmu yang mendukung bagian usulan-usulan
metodologi. Persoalan umum dari hubungan antara sejarah ilmu dan filsafat ilmu
adalah pertanyaan tidak tentu yang berlanjut untuk diperdebatkan dalam
literatur, tetapi ekonom sekarang sudah simpatik terhadap usulan-usulan
metodologi yang sensitif dalam sejarah kedisiplinan mereka. Para ekonom telah
memproduksi banyak literatur yang menggunakan kategori Lakatos untuk
merekonstruksi berbagai bagian dalam sejarah pemikiran ekonomi. Banyak dari literatur ini fokus di bagian program
penelitian dalam teori ekonomi (dulu atau sekarang) dan mencoba mengisolasi hard
core, heuristik positif dan negatif, dan tipe aktivitas teoritis yang
terjadi dalam protective belt. Karya seperti itu biasanya dihasilkan
dalam penilaian Lakatosian yang positif atau negatif tentang kemajuan dari
bagian program penelitian ekonomi. Contoh dari rekonstruksi ini melebarnya
jarak antara banyak topik dalam sejarah pemikiran ekonomi.
Keseluruhan taksiran tentang literatur sejarah lakatosian sangat sulit
sebab banyak ekonom menulis di bagian yang mendapatkan sedikit perhatian mereka
menggunakan terminologi Lakatosian. Kekurangan kejituan terminology Lakatos
dihasilkan di hard core, heuristik dan (terutama) fakta baru yang
menghasilkan sedikit kemiripan dengan analogi Lakatosian atau bagaimana term
itu telah digunakan dalam rekonsturksi di ilmu alam. Banyak dari literatur ini
memberikan penilaian dan memperhatikan secara bebas sejarah pemikiran ekonomi,
tetapi mengeluarkan kecukupan metodologi dari MSRP. Satu kesimpulan umum yang
bisa diambil dari literatur sejarah ini adalah bahwa dalam studi kasus
dimana bahasa yang relevan konsisten dengan lakatos, kemajuan, dan prediksi
fakta baru yang memerlukan pernyataan tidak langsungnya, telah menjadi hal yang
jarang terjadi. Telah ada beberapa kasus penelitian yang baik dimana fakta
baru benar-benar betul rupanya belum terpenuhi. Tetapi kasus itu korespon
kepada hanya bagian yang sangat kecil dari ilmu ekonomi profesi apa yang akan
betul-betul mempertimbangkan kemajuan teoritis utamanya. kriteria Lakatos untuk
kemajuan teoritis;memprediksi fakta baru, mungkin telah cukup untuk apa para
ekonom mempertimbangakn kemajuan teoritis dalam kasus spesial yang dapat
dipercaya, tetapi itu tidak berarti memperlihatkan keperluan umum. Hanya
sebagai ‘pengembang analisa ekonomi yang akan melihat urusan kesuraman penuh
tentang kacamata falsifikasionisme’ (Latsis 1976b: 8), hal itu memperlihatkan
bahwa ilmu ekonomi akan melihat hampir seperti hari yang suram dalam pandangan
Lakatos yang keras.
Argumen bahwa kemajuan empiris dan teoritis dalam ilmu ekonomi terjadi (dan
akan terjadi) dengan cara lain selain spsifikasi Lakatos dalam MSRP,
memperlihatkan ketidakbaikan (lagi) pada Popper. Alasannya adalah bahwa dimana
ilmu ekonomi adalah yang paling mungkin untuk mengambil jalan bersama Laktos
adalah tepat dimana Lakatos meminjam banyak dari Popper. Dalam gambaran
yang pasti, karya Lakatos lebih coock untuk ilmu ekonomi dari Popper; itu
menggambarkan bahwa apa yang Lakatos sarankan yang sebaiknya dilihat dalam
sejarah ilmu ekonomi telah membantu mengembangkan banyak hal penting dalam
kajian historis. Tentu saja penelitian historis ini mengambil perhatian tentang
metafisis hard core terhadap program penelitian ekonomi pasti dan ini
mendukung penyelidikan kedalam pertanyaan metodologi yang penting dari hubungan
antara karya empiris dan teoritis dalam ilmu ekonomi, that is, antara
ekonometri dan teori ekonomi. apa yang tidak disediakan MSRP adalah model yang
cocok untuk menyetujui atau menolak teori ekonomi. MSRP Lakatos mungkin
merupakan kemajuan program ekonomi daripada falsifikasionisme, tetapi masih
gagal untuk membantu para ekonom dengan kriteria teori pilihan yang dapat
diterima (atau perubahan persoalan kemajuan). Ini terutama memberitahu untuk
Popper sejak Lakatosian fit seems to be poorest where older Popperian parts
were used with the least modofication.
Kesimpulan
Dalam evaluasi terakhir sepertinya metodologi filsafat Poperian harus
diberi nilai rendah. Falsifikasionisme, Program fundamental Popper untuk
pertumbuhan pengetahuan ilmiah, terutama ketidakcocokan dengan ilmu ekonomi dan
sementara perhatian Lakatos menghaslkan sebuah penilaian kajian historis.
Keseluruhan yang dibentuk antara ilmu ekonomi dan MSRP tidaklah bagus; dan
justru tidak bagus adalah dimana Lakatos sangat Poperian.
Evaluasi ini tidak akan dengan keras menginterpretasikan pemikiran. Ini
hanya memberikan argumen bahwa metodologi Poppper, yang dalam hal ini
Falsifikasi dan MSRP, tidak memberikan standar yang sangat baik untuk menilai
kecukupan teori ekonomi; ini tidak berarti bahwa Filsafat Poperian tidak
memberikan sumbangan sama sekali dalam ilmu ekonomi. terutama, argumen di atas
tidak mengatakan bahwa pengujian itu tidak penting dalam ilmu ekonomi, yang
Lakatosian rekonstruksi dalam sejarah pemikiran ekonomi tidak memberikan
kontribusi penilaian untuk sejarah literatur, atau bahwa para ekonom akan
mendapatkan lebih banyak dengan mendengarkan akademi filsafat yang lain.
Di samping disclaim di atas ini juga akan mencatat bahwa diskusi ini telah
melupakan sama sekali tulisan Popper dalam filsafat ilmu sosial, dia
menyebutnya dengan pendekatan ‘analisis sosial’ untuk ilmu sosial. Metode ini
adalah metode untuk menjelaskan behavior agen sosial mengenai basis logis dari
agen situasi dan prinisp rasional, telah diusulkan oleh Popper sebagai hasil
logika investigasi ekonomi dan itu menyediakan yang bisa digunakan untuk
seluruh ilmu sosial (Popper, 1976a: 102). Ini sering membuktikan bahwa prinsip
rasionalitas berkonflik dengan standar falsisikasionis Popper, tetapi tanpa
memperhatikan bagaimana pandagan ini berkontroversi, poin yang simpel yang ini
dicatat di sini adalah bahwa tidak ada kritik di atas dlangsung dihadapkan pada
analisis situasional Popper.
Tugas dari bab ini telah nyaris mendefinisikan : untuk mengevaluasi
falsifikasionisme dan MSRP sebagai metodologi – sebagai alat untuk memilih
antara/diantara teori ekonomi/ program penelitian. Ini membuktikan bahwa
filsafat Poperian akan mendapatkan penilaian negatif dalam penggambaran ini,
ini tidak mengatakan bahwa ilmu ekonomi tidak mendapatkan apa-apa dari tradisi
Poperian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar