Rabu, 05 November 2014

Mengintip Pencapaian Iran dalam Sains dan Tekhnologi


Oleh Husein Yusuf

Menimbang berbagai pencapaian Iran yang seakan-akan tersembunyi dari pantauan dunia, maka semakin dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmuwan Iran sesungguhnya lima kali lipat dari apa yang ditunjukkan ke dunia saat ini. Dunia akan menyaksikan beberapa waktu yang akan datang ketika ilmuwan-ilmuwan Iran akan menampilkan kemajuan-kemajuannya dalam riset dan penemuan baru, dalam berbagai bidang tentunya, bukan hanya kemampuan ilmuwan Iran memperkaya uranium 20 %, tetapi masih banyak lagi. Sekali lagi, semua itu diperoleh di saat Iran dalam posisi dijatuhi sanksi sepihak oleh Barat. Iran merupakan negara yang selama 31 tahun menerima sanksi Embargo sepihak oleh Barat, di mana dalam sanksi tersebut Iran seolah dikucilkan dari pergaulan dan hubungan internasionalnya.

Fenomena Nuklir Iran yang sudah beberapa tahun ini menjadi headline berita-berita dunia, menjadi landasan penerbangan berbagai kemajuan para ilmuwan dalam negeri Iran, yang tentunya semua atas bantuan dan kerjasama dengan pihak luar juga, terutama Rusia. Berbagai kemajuan dan aneka kehebatan Iran selama tiga dekade ini, sesekali dipamerkan ke dunia internasional.

Dalam beberapa tahun terakhir, jumlah makalah ilmiah para ilmuan Iran yang berhasil diterbitkan oleh berbagai majalah dan media ilmiah ternama dunia kian meningkat. Keberhasilan di bidang ini merupakan salah satu indikator kemajuan sains di setiap negara. Ironisnya, meski media-media ilmiah Barat mengklaim dirinya bersikap secara obyektif namun sebagian masih menolak untuk merilis makalah ilmiah para ilmuwan Iran.

Saintis di bidang teknologi nano juga mengalami kemajuan pesat, sehingga teknologi yang rumit ini sekarang sudah banyak membantu menciptakan berbagai komoditas. Kemudian di bidang lainnya, saintis Iran juga berhasil memanfaatkan teknologi sel punca untuk menyembuhkan beragam penyakit akut yang selama ini sulit diobati. Seperti penyembuhan penyakit buta dan beragam kasus lainnya. Namun prestasi paling berkesan di bidang ini adalah keberhasilan para ilmuwan Iran mengkloning seekor kambing dengan memanfaatkan sel punca. Prestasi ini merupakan bukti kemajuan Iran di bidang kedokteran, khususnya dalam reproduksi sel punca.

Di bidang kedokteran ada penciptaan obat IMOD, berfungsi untuk meningkatkan fungsi ketahanan tubuh menghadapi virus AIDS. Keampuhan obat ini bahkan telah diakui oleh otoritas kedokteran dunia. Beberapa waktu silam, misalnya, para pakar farmasi Iran juga berhasil mengeluarkan obat baru Angi Pars, obat ini berfungsi untuk menyembuhkan luka penyakit diabetes atau kencing manis, sehingga bisa mencegah terjadinya amputasi.

Bidang pertahahan Iran juga sudah menerima alokasi berbagai kreasi saintis dalam negeri Iran, dari pesawat tak berawak, kapal selam, berbagai jenis rudal, tank-tank perang, pesawat tempur, yang kesemuanya diciptakan oleh sebagian sebagian besar ilmuwan Iran. Di bidang robotik, Iran juga tidak ketinggalan dengan Jepang dan Barat. Kemudian teknologi Roket dan Satelit juga ikut andil dalam memajukan Iran.

Antiklimaks ilmuwan Iran adalah kemampuan memproduksi senjata nuklir sendiri, dengan sedikit bantuan teknis dari Rusia. Kemampun ilmuwan dalam negeri Iran memproduksi uranium diperkaya secara mandiri inilah yang benar-benar mengkhawatirkan Barat, serta Israel yang sebenarnya disebabkan oleh Israel sendiri yang suka “sembrono” menyerang negara di Timur Tengah yang dianggap sedang mengupayakan senjata nuklir, seperti serangan Israel terhadap reaktor nuklir Suriah.

Dunia semakin jengkel dengan kemajuan Iran, sampai kemudian muncul sanksi PBB yang disetujui Barat, Eropa, dan mayoritas anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (mayoritas anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB ini diduga karena ditekan Barat agar mendukung sanksi anti-Iran).

Kemudian tanggal 21 Agustus 2010 yang lalu merupakan hari bersejarah bagi bangsa Iran, saat reaktor PLTN Bushehr beroperasi pada saat sanksi sepihak diberlakukan Barat dan Eropa. Tidak seperti Israel, Iran adalah penandatangan nuklir Non-Proliferasi Treaty (NPT) dan telah berulang kali menyatakan bahwa program nuklir berada dalam kerangka dari Statuta dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sehingga apapun kondisinya, maka semuanya menjadi blunder yang “membingungkan” Barat sendiri. Walaupun sebenarnya itu hanya masalah paranoid saja, dan tidak ada dasar mengkhawatirkan dari Iran, yang sedari awal disampaikan bahwa Nuklir Iran murni sebagai pesan damai untuk umat manusia.

Menimbang berbagai pencapaian Iran yang seakan-akan tersembunyi dari pantauan dunia, maka semakin dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmuwan Iran sesungguhnya lima kali lipat dari apa yang ditunjukkan kepada dunia. Dunia akan menyaksikan beberapa minggu lagi, ilmuwan-ilmuwan Iran akan menampilkan kemajuan-kemajuannya dalam riset dan penemuan baru, dalam berbagai bidang tentunya, bukan hanya kemampuan ilmuwan iran memperkaya uranium 20 %, tetapi masih banyak lagi. Sekali lagi, semua itu diperoleh di saat Iran dalam posisi dijatuhi sanksi sepihak oleh Barat.


Survei yang dilakukan oleh Universitas Maryland di Mesir, Arab Saudi, Jordan, Maroko, Lebanon, dan Uni Emirat Arab munjukkan bahwa 88 persen responden menilai Israel sebagai ancaman. 77 persen lainnya juga meyakini bahwa Amerika sebagai ancaman keamanan. Ketika masyarakat di kawasan ditanya soal pendapat mereka seandainya Iran memiliki senjata nuklir, mayoritas berpendapat bahwa senjata nuklir yang dimiliki oleh Iran pasti akan demi kebaikan Timur Tengah. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar