Oleh Husein Yusuf
Menimbang berbagai
pencapaian Iran yang seakan-akan tersembunyi dari pantauan dunia, maka semakin
dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmuwan Iran sesungguhnya lima kali lipat dari
apa yang ditunjukkan ke dunia saat ini. Dunia akan menyaksikan beberapa waktu
yang akan datang ketika ilmuwan-ilmuwan Iran akan menampilkan
kemajuan-kemajuannya dalam riset dan penemuan baru, dalam berbagai bidang
tentunya, bukan hanya kemampuan ilmuwan Iran memperkaya uranium 20 %, tetapi
masih banyak lagi. Sekali lagi, semua itu diperoleh di saat Iran dalam posisi
dijatuhi sanksi sepihak oleh Barat. Iran merupakan negara yang selama 31 tahun
menerima sanksi Embargo sepihak oleh Barat, di mana dalam sanksi tersebut Iran
seolah dikucilkan dari pergaulan dan hubungan internasionalnya.
Fenomena Nuklir Iran yang
sudah beberapa tahun ini menjadi headline berita-berita dunia, menjadi landasan
penerbangan berbagai kemajuan para ilmuwan dalam negeri Iran, yang tentunya
semua atas bantuan dan kerjasama dengan pihak luar juga, terutama Rusia. Berbagai
kemajuan dan aneka kehebatan Iran selama tiga dekade ini, sesekali dipamerkan
ke dunia internasional.
Dalam beberapa tahun
terakhir, jumlah makalah ilmiah para ilmuan Iran yang berhasil diterbitkan oleh
berbagai majalah dan media ilmiah ternama dunia kian meningkat. Keberhasilan di
bidang ini merupakan salah satu indikator kemajuan sains di setiap negara.
Ironisnya, meski media-media ilmiah Barat mengklaim dirinya bersikap secara
obyektif namun sebagian masih menolak untuk merilis makalah ilmiah para ilmuwan
Iran.
Saintis di bidang
teknologi nano juga mengalami kemajuan pesat, sehingga teknologi yang rumit ini
sekarang sudah banyak membantu menciptakan berbagai komoditas. Kemudian di
bidang lainnya, saintis Iran juga berhasil memanfaatkan teknologi sel punca
untuk menyembuhkan beragam penyakit akut yang selama ini sulit diobati. Seperti
penyembuhan penyakit buta dan beragam kasus lainnya. Namun prestasi paling
berkesan di bidang ini adalah keberhasilan para ilmuwan Iran mengkloning seekor
kambing dengan memanfaatkan sel punca. Prestasi ini merupakan bukti kemajuan
Iran di bidang kedokteran, khususnya dalam reproduksi sel punca.
Di bidang kedokteran ada
penciptaan obat IMOD, berfungsi untuk meningkatkan fungsi ketahanan tubuh
menghadapi virus AIDS. Keampuhan obat ini bahkan telah diakui oleh otoritas
kedokteran dunia. Beberapa waktu silam, misalnya, para pakar farmasi Iran juga
berhasil mengeluarkan obat baru Angi Pars, obat ini berfungsi untuk
menyembuhkan luka penyakit diabetes atau kencing manis, sehingga bisa mencegah
terjadinya amputasi.
Bidang pertahahan Iran
juga sudah menerima alokasi berbagai kreasi saintis dalam negeri Iran, dari
pesawat tak berawak, kapal selam, berbagai jenis rudal, tank-tank perang,
pesawat tempur, yang kesemuanya diciptakan oleh sebagian sebagian besar ilmuwan
Iran. Di bidang robotik, Iran juga tidak ketinggalan dengan Jepang dan Barat.
Kemudian teknologi Roket dan Satelit juga ikut andil dalam memajukan Iran.
Antiklimaks ilmuwan Iran
adalah kemampuan memproduksi senjata nuklir sendiri, dengan sedikit bantuan
teknis dari Rusia. Kemampun ilmuwan dalam negeri Iran memproduksi uranium
diperkaya secara mandiri inilah yang benar-benar mengkhawatirkan Barat, serta
Israel yang sebenarnya disebabkan oleh Israel sendiri yang suka “sembrono”
menyerang negara di Timur Tengah yang dianggap sedang mengupayakan senjata
nuklir, seperti serangan Israel terhadap reaktor nuklir Suriah.
Dunia semakin jengkel
dengan kemajuan Iran, sampai kemudian muncul sanksi PBB yang disetujui Barat,
Eropa, dan mayoritas anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB (mayoritas anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB ini diduga karena ditekan Barat agar mendukung
sanksi anti-Iran).
Kemudian tanggal 21
Agustus 2010 yang lalu merupakan hari bersejarah bagi bangsa Iran, saat reaktor
PLTN Bushehr beroperasi pada saat sanksi sepihak diberlakukan Barat dan Eropa.
Tidak seperti Israel, Iran adalah penandatangan nuklir Non-Proliferasi Treaty
(NPT) dan telah berulang kali menyatakan bahwa program nuklir berada dalam
kerangka dari Statuta dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA), sehingga
apapun kondisinya, maka semuanya menjadi blunder yang “membingungkan” Barat
sendiri. Walaupun sebenarnya itu hanya masalah paranoid saja, dan tidak ada
dasar mengkhawatirkan dari Iran, yang sedari awal disampaikan bahwa Nuklir Iran
murni sebagai pesan damai untuk umat manusia.
Menimbang berbagai
pencapaian Iran yang seakan-akan tersembunyi dari pantauan dunia, maka semakin
dapat disimpulkan bahwa kemajuan ilmuwan Iran sesungguhnya lima kali lipat dari
apa yang ditunjukkan kepada dunia. Dunia akan menyaksikan beberapa minggu lagi,
ilmuwan-ilmuwan Iran akan menampilkan kemajuan-kemajuannya dalam riset dan
penemuan baru, dalam berbagai bidang tentunya, bukan hanya kemampuan ilmuwan
iran memperkaya uranium 20 %, tetapi masih banyak lagi. Sekali lagi, semua itu
diperoleh di saat Iran dalam posisi dijatuhi sanksi sepihak oleh Barat.
Survei yang dilakukan oleh
Universitas Maryland di Mesir, Arab Saudi, Jordan, Maroko, Lebanon, dan Uni
Emirat Arab munjukkan bahwa 88 persen responden menilai Israel sebagai ancaman.
77 persen lainnya juga meyakini bahwa Amerika sebagai ancaman keamanan. Ketika
masyarakat di kawasan ditanya soal pendapat mereka seandainya Iran memiliki
senjata nuklir, mayoritas berpendapat bahwa senjata nuklir yang dimiliki oleh
Iran pasti akan demi kebaikan Timur Tengah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar