BERKAT operasi yang
dipimpinnya-lah, pilot pesawat jet tempur Rusia yang ditembak Turki di wilayah
Suriah selamat. Di kala pilot pesawat jet tempur Rusia yang ditembak Turki itu keluar
dari pesawat dengan parasut dan ditawan ISIS dan Teroris Turkmen yang didukung
Turki ketika mendarat, Qassem Soleimani segera menelpon Vladimir Putin untuk
menawarkan bantuan-nya, dan Vladimir Putin pun tanpa ragu langsung
menyetujuinya.
Hasilnya, pilot jet tempur
Rusia yang ditawan itu selamat oleh pasukan Hizbullah yang dipimpinnya. Itulah salah-satu
prestasi jenderal yang belakangan populer ini. Tapi bukan itu saja yang
membuatnya menjadi pesohor, ia juga dikabarkan pernah mengirim surat yang
mengagetkan Pentagon.
Seperti jamak diketahui
oleh kita, Pentagon merupakan gedung yang dirancang secara efisien, sangat
memperhitungkan keamanan tingkat tinggi dari ancaman yang datang dari luar, dan
tentu saja, super canggih dalam segala pertimbangan seluruh sisinya. Sistem gang
di dalam gedung ini, misalnya, panjangnya 28 kilometer dan luasnya 11 hektare.
Dan hebatnya lagi, setiap
tempat di dalam gedung supercanggih ini bisa dicapai dalam waktu tujuh menit
dengan jalan kaki. Juga tentu saja, keamanan gedung Pentagon ini tak diragukan
lagi merupakan gedung dan fasilitas yang dirancang dan dibangun dengan keamanan
terbaik di dunia. Buktinya, negara manapun di dunia, baik itu musuh Amerika
atau bukan, tidak pernah terpikirkan untuk bermain-main dengan Pentagon.
Hanya saja, kali ini, ada
yang sangat berbeda. Menteri Pertahanan AS, yaitu Leon Edward Panetta, setelah
melakukan rapat politik itu kembali ke ruangan pribadinya seperti biasanya.
Namun, yang berbeda kali ini adalah saat ia duduk di kursinya, tatapannya jatuh
kepada sepucuk surat yang ada di atas meja kerjanya. Leon Edward Panetta dengan
gemetar dan keringat dingin melihat sampul surat yang berlogo Republik Islam
Iran di mejanya itu. Meski demikian, surat itu diambilnya, dibuka dan
dibacanya:
“Kepada Menteri
pertahanan Panetta, tidakkah Anda berpikir bahwa saya sedekat ini dengan Anda?
Tentunya saya selama ini selalu bersama Anda dan anak buah Anda. Jangan pernah
berpikir menyerang Iran karena sedikit saja Anda masuk perbatasan kami, maka
tempat pertama yang saya akan hancurkan adalah ruangan Anda.” Tertanda
Pemimpin Angkatan Militer Quds Iran, Qassem Soleimani.
Santer kabar, bahwa surat
itu sampai di meja paling rahasia di Pentagon, di meja Menhan Amerika tersebut,
tiba setelah Qassem Soleimani melakukan pertemuan sangat rahasia dengan
Presiden Rusia Vladimir Putin, yang salah satu agenda pembicaraannya adalah
‘kerjasama’ untuk menghajar boneka Barat, Rezim Al-Saud, Israel dkk, yaitu
ISIS, Al-Qaeda, FSA, dkk di Suriah dan Irak.
Ketika
seorang pemimpin agama (Sayid Ali Khamenei, kedua dari kanan) turun ke medan
tempur selama perang Iran-Irak (1980-1988) di mana Amerika, Ingris, Israel,
Rezim Al-Saud dkk kala itu menyumbang uang dan senjata kepada Rezim Saddam
untuk menyerang Iran agar pemerintahan hasil Revolusi 1979 yang dipimpin
Ayatullah Khomeini tumbang, yang dengannya Amerika, Israel, dkk dapat kembali
memegang kendali atas Iran. Hanya saja, meski Iran dikeroyok seorang diri, Iran
dapat mempertahankan pemerintahan hasil
Revolusi 1979-nya.
Pengalaman
selama 8 tahun inilah yang membuat Amerika, Israel, Rezim Al-Saud dkk masih
bimbang hingga kini untuk berkonfrontasi secara langsung dengan Iran, dan
mereka lebih memilih untuk menghajar sekutu-sekutu Iran saat ini: Suriah, Irak
& Libanon.
Dan
ajaibnya, selama perang delapan tahun itu, pesawat-peswat canggih sumbangan
Amerika kepada Saddam, senantiasa mengalami kecelakaan dan nasib naas,
sebagaimana nasib itu juga menimpa pesawat-pesawat canggih Amerika sendiri,
entah karena cuaca atau angin badai yang datang tiba-tiba begitu saja, seperti
ketika Hercules C-130 dan sejumlah helikopter-helikopter tempur canggih Amerika
rontok dan hancur begitu saja di Gurun Tabas, Iran akibat badai yang datang
tiba-tiba, meski cuaca (menurut ramalan cuaca) mestinya normal dan tidak ada
badai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar