Oleh Zetira Kenang Kania
Jika mendengar kata
ekonomi, politik, maupun internasional, tentunya ketiga kata tersebut bukanlah
kata yang asing di telinga kita. Ketiga kata tersebut sebenarnya memiliki ciri
khas yang berbeda-beda. Jika kita mendengar kata ekonomi, maka hal yang langsung
terlintas di pikiran kita selalu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pasar
dan kesejahteraan. Lalu ketika kita mendengar kata politik, hal yang akan
terlintas di pikiran kita selalu mengenai kekuatan, kekuasaan, dan kebijakan.
Sementara itu jika mendengar
kata internasional, maka hal yang terlintas di pikiran kita selalu mengenai
bagaimana tiap negara ataupun bangsa berhubungan satu dengan yang lainnya. Lalu
bagaimanakah jika ketiga kata tersebut digabungkan dalam satu kalimat Ekonomi
Politik Internasional? Bagaimanakah pengertiannya dan pentingnya disiplin ini? Serta
samakah ekonomi politik internasional ini dengan political
economy?
Ekonomi politik
internasional sesungguhnya merupakan esensi yang sangat penting dalam hubungan
antar negara serta kesejahteraan global. Ekonomi politik internasional tidak
hanya mempelajari tentang satu bidang saja, namun juga mempelajari kolaborasi
tiga konsep yang sebenarnya tidak dapat dipisahkan. Pada hakikatnya, ekonomi
politik internasional merupakan suatu bidang yang fokus utama konsepnya
merupakan hubungan antara kekuatan publik dan swasta dalam hal alokasi sumber
daya (Ravenhill, 2008).
Tiap negara tentu memiliki
sumber daya, namun diperlukan alokasi dan kebijakan yang tepat untuk mengaturnya.
Selain itu, tentu setiap negara akan selalu memerlukan hubungan dengan negara
lain terutama dalam hal ekonomi. Oleh karena itu, setiap negara memerlukan
kebijakan yang tepat dan lugas dalam mengatur strategi ekonomi politik. Selain
itu seperti yang telah kita ketahui bersama, isu globalisasi menjadi isu yang
sangat sering dibahas sejak berakhirnya perang dingin sampai saat ini. Isu
globalisasi yang kian mengemuka ini kemudian menjadi sangat lekat dengan isu
hubungan ekonomi dan politik internasional (Gilpin, 2001).
Situasi seperti ini dapat
terjadi karena globalisasi dan meningkatnya ketergantungan ekonomi antar negara
merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Kedua hal ini pun merupakan hal
yang sangat penting meskipun sebenarnya situasi yang terjadi akibat hubungan
ketergantungan ekonomi dan globalisasi bukanlah sesuatu yang baru karena
situasi integrasi ekonomi dunia yang terjadi pasca perang dunia kedua
sebenarnya merupakan situasi yang serupa dengan yang terjadi pada integrasi
ekonomi perang dunia I (Gilpin, 2001).
Pendekatan yang ada
terhadap ekonomi politik internasional pun bermacam-macam. Misalnya saja
pendekatan liberalisme, nasionalisme, dan Marxisme (Gilpin,2001) serta rational choice method (Ravenhill,
2008).
Sejak tahun 1980-an, studi
ekonomi politik internasional telah diperkaya baik dengan pendekatan teoritis
maupun metodologis. Namun, studi ekonomi politik internasional ini tetap tidak
dapat dikategorikan sebagai sebuah subjek ataupun sebuah metodologis (Ravenhill,
2008).
Dalam pendekatan state-centric realist pada studi
ekonomi politik internasional, kepentingan dan kebijakan negara dideterminasi
oleh elit politik, tekanan dari kelompok yang memiliki kekuasaan dalam
masyarakat nasional, serta sistem ekonomi politik nasional (Gilpin, 2001).
Sementara itu dalam
pendekatan rational choice method menjelaskan
bahwa mengapa institusi internasional seperti Uni Eropa juga ikut berperan
dalam beberapa bagian, apa efek dari institusi tersebut, dan mengapa beberapa
institusi tersebut dapat bertahan lebih lama (Ravenhill, 2008).
Globalisasi ekonomi telah
menunjukkan beberapa kunci perkembangan dan pembangunan dunia selama ini
seperti perdagangan, keuangan, dan foreign direct investment
(FDI) oleh multinational corporation seperti World Trade Organization
(WTO). Perdagangan internasional pun terus meningkat. Bahkan semakin banyak
objek yang dapat diperdagangkan antar negara seperti intellectual property. Semakin
banyaknya objek dan semakin mudahnya masing-masing dari kita untuk menjangkau
tempat-tempat yang jauh sekalipun sehingga akhirnya meningkatkan intensitas
hubungan dan ketergantungan antar negara. Hal ini tentu berujung pada
meningkatnya kompetisi dalam perdagangan internasional (Gilpin, 2001). Bahkan
selama era 1980 dan 1990-an, kompetisi perdagangan yang kian intens dapat
terlihat dari bertambahnya jumlah industri di kawasan Asia Timur serta semakin
banyaknya strategi ekspor dan impor (Gilpin, 2001).
Situasi yang timbul akibat
globalisasi ini tentu tidak dapat dihindari. Setiap negara ataupn lapisan
masyarakat tentunya mau tidak mau harus menerimanya. Perdagangan bebas,
kebebasan pergerakan modal, dan akses tak terbatas yang merupakan target dari
pemerintahan internasional tentu mendorong adanya ekonomi politik
internasional. Jika hanya mendalami ekonomi internasional, hal ini tentu
tidaklah cukup. Aktivitas ekonomi yang terjadi dalam situasi seperti ini
bukanlah semata-mata dideterminasi oleh pasar serta ekonomi secara teknis,
namun juga dipengaruhi oleh norma, nilai, dan kepentingan sistem sosial dan
politik di dalamnya. Oleh karena itu, unsur politik menjadi esensi yang juga
sangat penting dalam ekonomi politik internasional. Misalnya saja jika kita
melihat dari kondisi yang terjadi saat ini, kondisi ekonomi global sangat
dipengaruhi oleh keamanan dan kepentingan politik serta hubungan antara negara
dengan kekuatan ekonomi yang luar biasa seperti Amerika Serikat, Eropa Barat,
Jepang, Cina, dan Rusia. Hal ini membuktikan bahwa efisiensi ekonomi dan ambisi
nasional bersama-sama menggerakkan ekonomi global selama abad 21 ini (Gilpin,
2001).
Beberapa hal tersebutlah
yang membuktikan bagaimana ekonomi politik internasional menjadi eksis dan urgen untuk dipelajari serta betapa
pentingnya studi ini untuk selalu ditelaah.
Kemudian apakah bedanya
studi ekonomi politik internasional ini dengan ekonomi politik? Ekonomi politik
internasional dan ekonomi politik memang sebenarnya memiliki kaitan yang erat.
Namun keduanya memiliki perbedaan karena pada hakikatnya ekonomi politik
merupakan prasyarat untuk peningkatan komprehensi dari implikasi perkembangan
dan pembangunan hubungan ekonomi internasional yang baru (Gilpin, 2001).
Ekonomi politik ini mempelajari bagaimana suatu negara
mengatur kegiatan-kegiatan ekonomi melalui beberapa kebijakan dan power management yang dimiliki. Sementara itu, ekonomi
politik internasional lebih merupakan suatu kolaborasi analisa antara Hubungan
Internasional dengan Ekonomi Politik. Ekonomi politik internasional juga lebih
menitikberatkan terhadap interaksi antar negara dalam aktivitas ekonomi bersama
untuk menghadapi tantangan baru yang tercipta saat globalisasi ini. Selain
itu, ekonomi politik internasional saat ini juga selalu diperkaya oleh
teori-teori kesejahteraan serta metodologi yang dapat diterima dalam
perkembangannya. Sehingga ekonomi
politik internasional lebih membahas mengenai mengapa beberapa peristiwa dapat
terjadi ketimbang mengenai preskripsi kebijakan yang biasanya diulas dalam
ekonomi politik (Ravenhill, 2008).
Berdasarkan pembahasan
mengenai ekonomi politik internasional di atas, dapat diketahui apakah
sebenarnya ekonomi politik internasional, apa dan bagaimanakah urgensinya,
serta perbedaannya dengan ekonomi politik.
Dapat disimpulkan bahwa
ekonomi politik internasional dapat membantu kita untuk menelaah mengenai
bagaimana dan mengapa terjadi fenomena-fenomena ekonomi dan politik yang
terjadi selama interaksi antar negara menjadi semakin intens terjadi terutama
saat adanya globalisasi. Memang globalisasi lah yang merupakan isu utama yang
dibahas dalam ekonomi politik internasional karena mulai dari fenomena-fenomena
globalisasi yang terjadi, hubungan ekonomi antar negara, institusi, serta
kebijakan yang ada demi kesejahteraan global kemudian menjadi isu utama dalam
kehidupan sampai saat ini.
Sumber: Gilpin,
Robert. 2001. “The New Global Economic Order”, dalam Global Political Economy: Understanding the
International Economic Order. Princeton: Princeton University
Press, pp. 3-24. Ravenhill, John. 2008. “The Study of Global Political
Economy”, dalam John Ravenhill: Global Political Economy.
Oxford: Oxford University Press, pp. 18-25.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar