Oleh Kevin
Williams
Penemuan
ilmiah terhadap sifat cahaya merupakan landasan utama dalam fisika modern dan
hukum alam. Ini juga merupakan landasan dari studi pengalaman mendekati
kematian dan juga penelitian kesadaran modern. Selama berabad-abad, ilmu pengetahuan telah menemukan
satu hal yang sangat-sangat tidak biasa, hampir “seperti Tuhan,” yaitu sifat
cahaya. Baru-baru ini juga telah ditemukan apa yang disebut “partikel Tuhan”-
partikel yang sulit dipahami yang memberikan massa untuk setiap partikel
lainnya – yang merupakan salah satu penemuan terbesar dalam ilmu pengetahuan
saat ini.
Cahaya meresap pada saat Big Bang. Cahaya adalah sesuatu yang tercepat di alam semesta ini dan berkecepatan 300 ribu kilo-meter per-detik. Dibutuhkan jumlah tak terbatas energi untuk memindahkan objek ke dalam kecepatan cahaya. Pada kecepatan cahaya, masa lalu, masa kini, dan masa depan semua bisa ada secara bersamaan. Jika seseorang bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya, mereka akan menjadi abadi. Ada juga teori kuantum superposisi di mana materi bisa eksis di lebih dari satu dimensi pada waktu yang bersamaan – hal ini membuat fenomena anomali seperti NDE dan OBEs menjadi sangat mungkin.
Para fisikawan, berdasarkan kerja eksperimental, telah menunjukkan bahwa jika dua partikel yang berpasangan dipisahkan, dan tidak peduli dengan seberapa jauh mereka (bahkan bermilyar mil terpisah), perubahan dalam satu partikel langsung menciptakan perubahan simultan pada partikel lain seolah-olah mereka terhubung. Fenomena ini disebut “belitan kuantum” yang disebut Einstein sebagai ”sebuah kejutan menakutkan dari kejauhan” dan menjadi sebuah realitas dasar yang para fisikawan belum mampu menjelaskan meskipun ada banyak teori yang mereka telah ciptakan.
Cahaya meresap pada saat Big Bang. Cahaya adalah sesuatu yang tercepat di alam semesta ini dan berkecepatan 300 ribu kilo-meter per-detik. Dibutuhkan jumlah tak terbatas energi untuk memindahkan objek ke dalam kecepatan cahaya. Pada kecepatan cahaya, masa lalu, masa kini, dan masa depan semua bisa ada secara bersamaan. Jika seseorang bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan cahaya, mereka akan menjadi abadi. Ada juga teori kuantum superposisi di mana materi bisa eksis di lebih dari satu dimensi pada waktu yang bersamaan – hal ini membuat fenomena anomali seperti NDE dan OBEs menjadi sangat mungkin.
Para fisikawan, berdasarkan kerja eksperimental, telah menunjukkan bahwa jika dua partikel yang berpasangan dipisahkan, dan tidak peduli dengan seberapa jauh mereka (bahkan bermilyar mil terpisah), perubahan dalam satu partikel langsung menciptakan perubahan simultan pada partikel lain seolah-olah mereka terhubung. Fenomena ini disebut “belitan kuantum” yang disebut Einstein sebagai ”sebuah kejutan menakutkan dari kejauhan” dan menjadi sebuah realitas dasar yang para fisikawan belum mampu menjelaskan meskipun ada banyak teori yang mereka telah ciptakan.
Cahaya
juga memiliki “kepribadian ganda” baik sebagai partikel maupun gelombang. Kita
bisa melihat dan merasakan segala sesuatu hanyalah karena kita mampu
mengkonversi gelombang cahaya ini menjadi partikel cahaya, dengan
demikian kesadaran manusia menjadi faktor utama ketika merujuk pada realitas
yang kita lihat.
Carl Gustav Jung (1875-1961) yang adalah psikolog asal Swiss dan seseorang yang pernah mengalami NDE yang mendirikan psikologi analitis, yang juga terkenal karena konsep-konsep psikologisnya termasuk arketipe, ketidaksadaran kolektif, analisis mimpi, dan sinkronisitas. Minatnya dalam filsafat dan metafisika yang menyebabkan banyak orang menganggapnya sebagai seorang mistikus. Merujuk pada diskusi antara Albert Einstein dan Wolfgang Pauli (dua pendiri fisika kuantum) Jung percaya ada kesejajaran antara sinkronisitas dengan relativitas waktu dan hubungannya dengan kesadaran.
Para ilmuwan menemukan bagaimana realitas obyektif sesungguhnya tidak lebih merupakan ilusi daripada kenyataan. Pada tingkat yang lebih dalam, segalanya – atom, sel, molekul, tanaman, hewan, dan orang-orang menyatu dalam aliran informasi yang saling terhubung. Pada tingkat kuantum, pengamat menjadi bagian dari yang diamati dan perbedaan antara pengamat dan objek menjadi menghilang. Ruang dan waktu adalah konsep yang kita bawa ke tingkat kuantum tetapi pada tingkat ini ruang waktu tampaknya tidak ada di sana.
Carl Gustav Jung (1875-1961) yang adalah psikolog asal Swiss dan seseorang yang pernah mengalami NDE yang mendirikan psikologi analitis, yang juga terkenal karena konsep-konsep psikologisnya termasuk arketipe, ketidaksadaran kolektif, analisis mimpi, dan sinkronisitas. Minatnya dalam filsafat dan metafisika yang menyebabkan banyak orang menganggapnya sebagai seorang mistikus. Merujuk pada diskusi antara Albert Einstein dan Wolfgang Pauli (dua pendiri fisika kuantum) Jung percaya ada kesejajaran antara sinkronisitas dengan relativitas waktu dan hubungannya dengan kesadaran.
Para ilmuwan menemukan bagaimana realitas obyektif sesungguhnya tidak lebih merupakan ilusi daripada kenyataan. Pada tingkat yang lebih dalam, segalanya – atom, sel, molekul, tanaman, hewan, dan orang-orang menyatu dalam aliran informasi yang saling terhubung. Pada tingkat kuantum, pengamat menjadi bagian dari yang diamati dan perbedaan antara pengamat dan objek menjadi menghilang. Ruang dan waktu adalah konsep yang kita bawa ke tingkat kuantum tetapi pada tingkat ini ruang waktu tampaknya tidak ada di sana.
Waktu
mengalir baik maju dan mundur secara simetris dan relatif – sebuah konsep yang
membuat perjalanan waktu menjadi mungkin. Dan karena semua hal, termasuk otak
dan tubuh kita, yang sebagian besar terdiri dari ruang kosong karena struktur
atom yang disatukan oleh energi atom, kasus-kasus dalam tingkat metafisik dapat
dijelaskan karena kita sebagian besar terdiri dari non-fisik/”roh”.
Pada
tingkat kuantum, lokasi menjadi non-lokal dan semuanya dapat dianggap sebagai
tidak berada di tempat tertentu atau pun di waktu tertentu. Apa yang kita
“lihat” di luar sana lebih berkaitan dengan kesadaran kita sendiri dan
pengalaman subyektif dari apa yang mungkin ada “di luar sana”. Mengingat temuan
ini, kita harus menyimpulkan bahwa pengertian kita saat ini terhadap realitas
obyektif adalah sebuah kesalahan. Para fisikawan yang menemukan hukum-hukum
fisika sesungguhnya adalah hukum-hukum pikiran kita sendiri.
Salah satu teori yang paling menarik adalah prinsip holografik yang mendefinisikan alam semesta sebagai sebuah hologram raksasa di mana semuanya terhubung dengan segala sesuatu yang lain termasuk pikiran kita. Berbicara secara metafisik, otak memproses informasi kosmik dalam bentuk hologram – “melalui kesadaran.”
Salah satu teori yang paling menarik adalah prinsip holografik yang mendefinisikan alam semesta sebagai sebuah hologram raksasa di mana semuanya terhubung dengan segala sesuatu yang lain termasuk pikiran kita. Berbicara secara metafisik, otak memproses informasi kosmik dalam bentuk hologram – “melalui kesadaran.”
Prinsip
holografis berasal dari salah satu fisikawan teoritis yang paling penting di
abad ke-20, yaitu David Bohm. Ahli neuro-fisiologi Karl Pribram ternyata juga secara
bersamaan membuat model holografik dari pikiran dan otak pada saat yang sama
dengan David Bohm mengembangkan model alam semesta holografik nya. Anehnya,
model holografik ini ternyata dapat menjadi dasar bagi semua pengalaman
mistis termasuk NDE. Model-model hologram merupakan bagian dari paradigma yang
baru muncul yang disebut ”holisme“ yang merupakan kebalikan dari reduksionisme.
Ini adalah paradigma di mana semua sistem alami – fisika, biologi, kimia,
sosial, ekonomi, dan lain-lain – dan sifat mereka, harus dilihat secara
keseluruhan dan bukan penjumlahan dari bagian-bagiannya.
Itu
adalah sebuah teori yang sesuai dengan kesadaran kuantum yang dikembangkan oleh
karya bersama fisikawan teoritis, Sir Roger Penrose, dan anestesi Stuart
Hameroff. Seperti karya David Bohm dan Kral Pribram sebelum mereka, Penrose dan
Hameroff mengembangkan teori mereka secara bersamaan. Penrose mendekati masalah
kesadaran dari sudut pandang matematika, sedangkan Hameroff mendekatinya
berdasarkan keahliannya dalam anestesi yang memberinya minat dalam meneliti
struktur otak. Kesadaran kuantum adalah teori kesadaran yang mendasari
keterhubungan semua orang dan segala sesuatu dan didasarkan pada fakta bahwa
medan kuantum dapat menjangkau segala sesuatu bahkan yang jauh di ruang angkasa.
Carl Gustav Jung menyebut hubungan antara semua kehidupan sebagai ”ketidaksadaran kolektif” juga dikenal sebagai ”bawah sadar kolektif”. Jung berteori bagaimana sinkronisitas melayani peran yang mirip dengan mimpi, dengan tujuan pergeseran pemikiran egosentris sadar seseorang untuk keutuhan yang lebih besar. Jung terpaku oleh gagasan bahwa kehidupan bukan serangkaian peristiwa acak melainkan ekspresi dari suatu tatanan yang lebih dalam, yang ia dan Wolfgang Pauli menyebutnya sebagai “satu dunia“- istilah yang mengacu pada konsep realitas terpadu yang mendasari semesta dari mana segala sesuatu muncul dan kembali.
Carl Gustav Jung menyebut hubungan antara semua kehidupan sebagai ”ketidaksadaran kolektif” juga dikenal sebagai ”bawah sadar kolektif”. Jung berteori bagaimana sinkronisitas melayani peran yang mirip dengan mimpi, dengan tujuan pergeseran pemikiran egosentris sadar seseorang untuk keutuhan yang lebih besar. Jung terpaku oleh gagasan bahwa kehidupan bukan serangkaian peristiwa acak melainkan ekspresi dari suatu tatanan yang lebih dalam, yang ia dan Wolfgang Pauli menyebutnya sebagai “satu dunia“- istilah yang mengacu pada konsep realitas terpadu yang mendasari semesta dari mana segala sesuatu muncul dan kembali.
Jung
percaya prinsip “satu dunia” yang dapat mengekspresikan dirinya melalui
sinkronisitas dan merupakan dasar untuk mistisisme kuantum. Teori kuantum
seperti interpretasi banyak semesta dari kuantum mekanik dan teori yang
berhubungan, yakni many
minds theory mendukung
paradigma baru ini. Teori-teori kuantum juga mendukung teori keabadian kuantum
yang secara teoritis membuat keabadian “jiwa” non-fisik menjadi mungkin. Jika
salah satu pandangan kesadaran sebagai bagian fundamental, non-fisik, alam
semesta, maka ada kemungkinan bagi kesadaran untuk terus eksis setelah kematian
dalam alam semesta parallel. Paradigma holografik dan kuantum ini menjadikian
fenomena anomali seperti NDE menjadi realitas yang memungkinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar