Oleh “Barry Lando”
Pada 12 Oktober 2012, saya berspekulasi soal
adanya kemungkinan kuat Arab Saudi mendanai Mossad “Israel”. Dana tersebut
dikeluarkan, antara lain, untuk membunuh beberapa pakar nuklir Iran selama
beberapa tahun terakhir.
Kerjasama itu, sebagaimana saya tulis,
merupakan perkembangan ganjil terbaru dalam aliansi rahasia antara Rezim Zionis
“Israel” dengan Arab Saudi yang mengklaim dirinya sebagai penjaga situs Islam
paling suci. Huffington Post menolak untuk menjalankan blog itu karena saya
hanya punya satu sumber yang tidak mengizinkan untuk disebutkan namanya.
Sebaliknya, saya mempostingnya dalam situs saya sendiri dan yang lain.
Blog itu terkena virus, terutama di Israel,
Iran, dan Arab Saudi, yang dikutip beberapa kantor berita. Sekarang, klaim
tersebut telah mendapat sokongan baru dari sumber “Israel” yang punya reputasi.
“Seorang teman, dengan sumber yang bagus dalam
pemerintahan “Israel”, mengklaim bahwa kepala Mossad “Israel” telah membuat
beberapa perjalanan untuk berurusan dengan rekan-rekannya di Arab Saudi –salah
satu hasilnya: terjalin kesepakatan bahwa Saudi akan membiayai serangkaian
pembunuhan beberapa pakar nuklir Iran yang telah terjadi selama beberapa tahun
terakhir. Jumlah [dana] yang dikucurkan, klaim sumber saya, sebesar 1 miliar
dollar AS. Total biaya, katanya, yang dianggap cukup murah untuk kerusakan yang
dilakukan terhadap program nuklir Iran.”
“Sekilas, kisah tersebut terdengar tidak masuk
akal. Di sisi lain, itu sangat masuk akal. Rawa keruh politik Timur Tengah
tidak berhubungan dengan slogan-slogan sederhana dan 30 detik suara debat calon
presiden.
Setelah semua itu, tak satu pun tempat yang
melebihi Timur Tengah yang memberlakukan pepatah: musuh dari musuh saya adalah
teman saya. Keduanya, “Israel” dan Saudi, terus-terusan membenci pemimpin
revolusioner Islam Syi’ah Iran. Gayung pun bersambut. Teheran telah lama
dituduh memicu kegelisahan warga Muslim Syi’ah Saudi.
“Pemimpin Zionis ‘Israel’ dan Arab [Saudi]
utamanya ketakutan kalau-kalau (berdasarkan tuduhan tak beralasan dan tanpa
bukti bahwa) Iran mengembangkan senjata nuklir. Jadi, itu alamiah saja (bersama
AS) mereka akan mendukung program terkoordinasi untuk setidaknya memperlambat ,
jika tidak mencacatkan secara permanen, program nuklir Iran.”
“Juga masuk akal secara sempurna, jika sebagai
pembalasan atas serangan cyber pada sentrifugalnya, Iran dikabarkan meluncurkan
serangan cyber sendiri dengan target [situs-situs] milik Saudi: Saudi Aramco,
perusahaan [minyak] dunia yang paling berharga. Terakhir, pada 15 Agustus 2013,
seseorang dengan akses istimewa ke komputer Aramco mampu melepaskan virus yang
mendatangkan malapetaka bagi sistem perusahaan. Pakar intelijen AS mengarahkan
jari telunjuknya ke Teheran.”
“Memang, laporan awal tahun Tel Aviv
University itu menempatkan Arab Saudi sebagai harapan terakhir dan garis
pertahanan ‘Israel’. Bersama sebagian besar sekutu tradisional ‘Israel’ di
wilayah tersebut yang mengirimkan paket atau dirusak Musim Semi Arab, Saudi
merupakan kesempatan terakhir Negara [fiktif Zionis] Yahudi itu untuk melindungi
kepentingan politiknya di dunia Arab.”
Sekarang muncul konfirmasi lebih lanjut
terhadap aliansi ganjil tersebut, dari blog Tikun Olam milik Richard
Silverstein yang sangat baik. Silverstein mendapatkan banyak masukan dari
sejumlah wartawan “Israel” yang seringkali menyampaikan informasi yang tidak
boleh dipublikasikan di “Israel”. Silverstein juga terus memantau media
“Israel”.
Ia terus mengikuti kerjasama erat “Israel”
dengan Arab Saudi dalam menarget Suriah dan Iran. Dalam blog terbarunya, ia melaporkan:
“Shalom Yerushalmi yang menulis di Maariv,
bahkan menjatuhkan bom yag lebih menakjubkan. Arab Saudi tidak hanya
mengkoordinasikan upaya intelijennya sendiri dengan ‘Israel’. Ia (Arab Saudi)
benar-benar membiayai banyak kampanye ‘Israel’ yang sangat mahal terhadap Iran.
Seperti yang Anda tahu, semua itu telah melibatkan sabotase besar-besaran
terhadap basis rudal IRGC, pembunuhan lima ilmuwan nuklir, penciptaan
serangkaian senjata cyber komputer seperti Stuxnet dan Flame. Juga dapat
dibayangkan, semua itu melibatkan seluruh kelas senjata elektronik dan
konvensional yang dapat digunakan dalam serangan besar-besaran terhadap Iran.
Siapa tahu, ini mungkin termasuk melibatkan pelbagai jenis bom penghancur
bunker yang hanya AS saat ini yang memiliki akses terhadapnya, yang dapat
menembus fasilitas [nuklir] Fordo. Mungkin juga termasuk sejumlah besar
super-tanker yang dapat menyediakan bahan bakar yang diperlukan untuk
pesawat-pesawat ‘Israel’ untuk pulang-pergi Iran. Semua ini mahal. Sangat
mahal.”
Sebagai latar belakang dari ceritanya,
Yerushalmi, seraya mengutip pidato terbaru Perdana Menteri “Israel” Benjamin
Nethanyahu, mengacu pada kemungkinan bahwa negara-negara Arab, yang secara
pribadi menjaga hubungan lebih baik dengan “Israel” saat ini ketimbang dengan
Uni Eropa, akan melakukannya secara terbuka jika upaya perdamaian gagal.
“Nethanyahu,” tulis wartawan “Israel”,
“merujuk hampir pasti ke Arab Saudi yang mendanai biaya kampanye besar-besaran
yang kami sedang lakukan terhadap Iran.”
“Pertanyaan” yang dituliskan Silverstein dalam
blognya, “adalah, seberapa jauh Arab Saudi mampu melakukannya. Jika Netanyahu
pernah memutuskan untuk melancarkan serangan, akankah dana tersebut berasal
dari negara Wahabi itu juga? Jawabannya tampaknya jelas, ya.
“Pertanyaan selanjutnya adalah, mengingat
adanya sensor militer serba ketat di ‘Israel’, mengapa sensor itu membolehkan
Maariv mempublikasikannya? Entah seseorang terlelap saat ganti jaga atau IDF
serta pejabat politik dan intelijen ‘Israel’ ingin dunia tahu tentang upaya
Saudi-‘Israel’ itu. Siapa yang khususnya ingin mereka tahu? Obama tentu saja…
‘Israel’ tidak perlu lagi hanya mengandalkan AS jika memutuskan untuk
berperang. Arab Saudi akan berdiri tepat di belakangnya….”
“Saya tidak berpikir bahwa berita ini secara
substansial akan mengubah kalkulus militer. ‘Israel’, bahkan dengan dana tak
terbatas, tetap tak dapat mengumpulkan senjata dan amunisi yang diperlukan
untuk melakukan pekerjaan dengan benar. Itu akan memakan waktu. Namun ‘Israel’
tidak akan perang esok hari. Berita yang dilaporkan Maariv ini agaknya
[mengilustrasikan] Netanyahu sedang memainkan satu kartu di tangannya”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar