Dalam salah-satu
khutbahnya, Imam Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah berkata, “Lihatlah
semut dengan tubuhnya yang kecil dan bentuknya yang halus. la hampir tak
terlihat di sudut mata, tak dapat pula ditangkap oleh imajinasi—betapa ia
berjalan di bumi dan menggunakan rezekinya. la membawa gabah ke lobangnya dan
menyimpannya di tempat kediamannya. la mengumpulkan selama musim panas untuk
musim dinginnya, dan selama kuat untuk masa lemahnya. Rezekinya terjamin, dan
diberi makan menurut pantasnya. Allah Yang Baik tidak melupakannya dan (Allah
Yang Pemberi) tidak merenggut haknya, walaupun ia berada di batu kering atau
karang yang kokoh.
Apabila engkau memikirkan
tentang jalan pencernaannya di bagiannya yang tinggi dan rendah, selaput
belulang pada perutnya, dan matanya dan telinganya di kepalanya, engkau akan takjub
tentang penciptaannya dan engkau akan merasakan kesulitan dalam
menggambarkannya. Mahatinggi Dia yang membuatnya berdiri pada kaki-kakinya dan
menegakkannya pada tiang-tiangnya (anggotanya). Tak ada sekutu yang turut
beserta-Nya dalam memulainya dan tak ada sesuatu yang berkuasa membantu-Nya
dalam penciptaannya. Apabila engkau melangkah pada jalan imajinasimu, dan
mencapai ujungnya, hal itu tak akan membawa engkau ke mana-mana kecuali bahwa
Pencipta semut itu adalah sama dengan Pencipta kurma, karena segala sesuatu
mempunyai (kehalusan) dan detail yang sama, dan setiap makhluk hidup mempunyai
sedikit perbedaan.”
Kota Teheran, Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar